Siapkan 350 Mw 6.926 Desa Wilayah Indonesia Timur

bandungekspres.co.id– Program pemerintah untuk melistriki wilayah Indonesia Timur (Intim) bertambah. Kali ini lewat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dengan menyiapkan listrik 350 mw. Sasarannya adalah 6.926 desa yang tersebar di enam provinsi. Yaitu, Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT, dan NTB.

Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan, nilai setrum yang disediakan dihitung berdasar asumsi konsumsi rata-rata listrik per hari. Yakni, 1,5 kWh setiap kepala keluarga. Melalui program tersebut, listrik kawasan Indonesia Timur diharapkan bisa setangguh kawasan barat dan bisa menyala 24 jam.

”Targetnya sampai 2019 sebanyak 12.669 desa yang menjadi sasaran program bisa terang,” katanya. Enam provinsi itu menjadi krusial karena 67 persen dari target berada di sana. Nama program yang disiapkan untuk melistriki daerah remote tidak terjangkau PLN adalah Indonesia Terang.

Lebih lanjut Sudirman menjelaskan, pembangkit EBT yang menjadi andalan untuk menerangi wilayah tersebut ada banyak. Misalnya, pembangkit listrik tenaga surya, bayu (angin), mikrohidro, biomasa, sampai geothermal. Pembangkit itu lebih mudah dibangun daripada tenaga fosil.

Mantan Dirut PT Pindad tersebut menambahkan, pembangkit EBT perlu dibangun tersendiri karena cocok dengan demografis Indonesia yang punya banyak pulau. Karena itu, enam pulau tersebut akan dikerjakan secara khusus. ”Banyak wilayah-wilayah terpencil yang tidak mungkin disambung dengan jaringan nasional,” katanya.

Untuk menggarap wilayah itu, Sudirman sudah berkomunikasi dengan para pemimpin daerah. Masukan dari setiap gubernur disebut sudah diterima. Terutama soal potensi EBT di tiap wilayah tersebut. Masukan itu berharga supaya kementerian tidak salah dalam melangkah.

Selain itu, kementerian akan secara aktif melibatkan semua stakeholder terkait perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan pelaksanaan program. Harga listrik dari EBT yang selama ini dikenal mahal akan dibuat lebih murah. Tujuannya, masyarakat punya daya beli untuk memanfaatkan listrik.

Saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR beberapa waktu lalu, dia juga menegaskan pentingnya menggarap Indonesia Timur dengan EBT. Kini rasio elektrifikasi Indonesia masih 87 persen dan target pada 2019 menjadi 97 persen. ”Perlu dukungan EBT di daerah. Kami akan undang investor dan lembaga multilateral untuk mempercepat penerangan,” jelasnya. (dim/c15/oki/rie)

Tinggalkan Balasan