Petakan Kekuatan Jelang Popda

[tie_list type=”minus”]Disbudparpora Undang Koordinator Cabor untuk Bahas Strategi[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Disbudparpora Kabupaten Cirebon menggelar pertemuan dengan koordinator 12 cabang olahraga (Cabor) proyeksi Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jawa Barat 2016, yang akan berlangsung di Kabupaten Bogor, 23-27 Mei mendatang. Pertemuan digelar di Aula Kantor Disbudparpora, Jumat (22/1) itu membahas strategi menyukseskan kontingen Kabupaten Cirebon pada multieven dua tahunan itu.

Disbudparpora mulai memetakan kekuatan yang mereka miliki untuk meraih target yang telah dicanangkan. Enam cabor yang pada Popda dua tahun sebelumnya sukses meraih medali emas, perak maupun perunggu, kembali ditekankan untuk meraih minimal sama dengan pencapaian sebelumnya.

Pada Popda Jabar 2014 di Kota Bandung, Kabupaten Cirebon finis di peringkat delapan setelah mengumpulkan 6 medali emas, 8 perak dan 10 perunggu. Enam cabor cukup berjasa dalam pengumpulan medali tersebut. Penyumbang medali terbanyak adalah atletik dengan 3 emas, 6 perak dan 3 perunggu.

Gulat menyumbangkan satu emas, dua perak dan dua perunggu, pencak silat menyumbangkan satu emas dan dua perunggu, sedangkan taekwondo satu emas dan satu perunggu. Sementara itu, karate dan bulu tangkis sama-sama menyumbangkan satu perunggu. ”Saya harap keenam cabor ini mampu meningkatkan prestasinya,” ujar Kepala Bidang Olahraga Disbudparpora Kabupaten Cirebon Adang Suryana, usai pertemuan.

Dari pemetaan kekuatan yang telah dilakukan, Adang berharap kontingen Kabupaten Cirebon mampu menembus peringkat lima besar. ”Jika terlampau sulit untuk menembus lima besar. Setidak-tidaknya kita harus mampu finis di peringkat tujuh,” imbuhnya.

Dalam pertemuan itu, Disbudparpora juga mengumumkan jatah atlet yang diberikan kepada masing-maisng cabang olahraga. Atletik adalah cabor dengan kuota atlet terbanyak yakni 34 orang atlet putra/putri. Sementara bulu tangkis dan sepak takraw mendapatkan jatah paling sedikit dengan 4 orang atlet.

Menurut Adang, pembatasan jumlah atlet itu berdasarkan banyak pertimbangan. Selain menghitung peluang masing-masing cabor, keterbatasan anggaran menjadi persoalan klasik yang dihadapi Disbudparpora. ”Keterbatasan dana memang jadi persoalan. Tapi kami tetap ingin meraih prestasi yang tinggi. Karena itu, kami perlu mengatur strategi agar misi ini berjalan sukses,” katanya lagi.

Tinggalkan Balasan