Cimahi, Kota yang Bermimpi Jadi Pusat Animasi

Satu lagi, berkat animasi, warga Cimahi mulai mengakui sebagai warga kota ini. “Dulu jarang ada yang mengaku sebagai orang Cimahi. Kalau ditanya, lebih suka mengaku dari Bandung. Karena Cimahi kurang dikenal,” sambungnya.

CCA terbentuk sejak 2009, diprakarsai oleh Pemkot Cimahi. Setahun kemudian, gedung BITC dibangunkan, yang kini bisa dimanfaatkan untuk pusat animasi. Pendirian gedung tersebut juga menjadikan Cimahi sebagai pusat animasi pertama di Indonesia.

Di gedung ini saja, tak kurang ada lima studio animasi yang bergabung. Sementara itu, yang tidak bergabung di gedung tersebut lebih dari 10 studio animasi.

Di gedung yang dibangun pemerintah ini menjadi pusat pengembangan animasi. Urusan operasional juga ditanggung pemerintah. Di antaranya, listrik, air, dan cleaning service. Lantas, apa saja yang ada di BITC? Film maupun animasi untuk kebutuhan lain, seperti iklan dan profil perusahaan, dikembangkan di tempat ini.

Selain sebagai pusat perkumpulan para animator, di lantai pertama dan kedua BITC menjadi pusat pendidikan formal. Yakni, Akademi Komunitas Negeri (AKN) Jurusan Animasi.

Lantai 3 ditempati studio komersial yang dikelola investor asal Semarang. Lalu, di lantai 4 merupakan pusat operasional organisasi, termasuk pengembangan sumber daya manusia. Selanjutnya, paling atas gedung ini sebagai ruang serbaguna. ”Di sini, kami fokus pada pengembangan SDM. Rata-rata, yang magang di sini durasinya selama tiga bulan,” sebutnya.

Untuk magang di tempat ini, tidaklah mudah. Dalam satu angkatan hanya diterima 60 orang. Biaya yang dikutip ke peserta juga sangat murah, hanya Rp 100 ribu untuk pelatihan selama tiga bulan. Tentu ini tidak termasuk biaya hidup peserta, baik makan maupun transportasi dan akomodasi.

Peminat magangnya jelas bukan hanya warga Cimahi. Tak sedikit peserta berasal dari daerah lain. Termasuk peserta dari Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kartanegara, juga pernah magang di tempat ini.

Kenapa biaya yang dikutip sangat rendah? ”Ini pun sebelumnya gratis. Biaya Rp 100 ribu ini baru tahun ini dicoba. Apakah memberatkan atau tidak,” katanya.

Tentu, ada pula kelas privat atau pelatihan intensif yang dibuka. Itu pun biaya yang dikutip diklaim jauh lebih murah ketimbang kuliah di lembaga pendidikan tinggi yang resmi. Untuk tingkat dasar, hanya Rp 1,1 juta, untuk delapan kali pertemuan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan