bandungekspres.co.id– Amuk massa menginginkan eks gafatar untuk angkat kaki dari Mempawah tak tertahankan. Meskipun bupati dan jajaran Forkompinda turun langsung ke kerumunan masyarakat, namun tak mampu meredam emosi warga. Selasa (19/1) sore sekitar pukul 15.00 WIB, massa yang jumlahnya ribuan mulai tampak memenuhi lokasi camp eks Gafatar. Kendaraan bahkan tampak penuh di puncak bukit moton asam. Massa bergerak dengan berjalan kaki menuju camp tersebut.
Bupati dan Forkompinda yang sebelumnya melakukan rapat tertutup langsung menuju ke Desa Moton. Sesampainya di sana, rombongan disambut oleh teriakan warga yang menginginkan agar eks Gafatar segera disingkirkan dari bumi Galaherang. Situasi bertambah tegang, Bupati pun memutuskan melakukan dialog dengan massa. Dalam dialog tersebut, bupati menjelaskan jika eks Gafatar tersebut akan dibawa pada keesokan harinya, Rabu (20/1).
”Diharapkan warga bersabar, kami sudah berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk pemerintah provinsi, mereka (eks Gafatar) akan diangkut besok menggunakan kendaraan yang kita sediakan,” tutur Bupati.
Jawaban tersebut tidak membuat puas massa. Bahkan mereka berteriak agar segera membumihanguskan camp eks Gafatar. Tak lama berselang usai penyampaian Bupati, massa lalu melempari camp menggunakan kayu dan batu. Setelah itu, mereka meringsek dari sisi barat base camp, dengan menghancurkan tempat pemandian dan kebun eks Gafatar. Sempat ditahan oleh aparat kepolisian dari Brimob dan TNI, namun arus massa terus memasuki lokasi. Kalah jumlah massa, aparat keamanan pun tak bisa menahan.
Mereka dengan leluasa merusak camp dan fasilitas yang ada. Tak lama kemudian, muncul kobaran api dari camp paling tepi sisi barat, massa sudah menyulut api membakar bagian dalam bascamp. Tak ayal api pun membesar dan melalap seluruh isi bangunan, karena selain marterial bangunan yang terbuat dari kayu, angin kencang pun mendukung cepatnya api merambat.
Tak puas sampai disitu, massa langsung merusak dan membakar camp-camp serta fasilitas lainnya. Sehingga dalam tempo satu jam, seluruh bangunan habis, hanya menyisakan empat bangunan yaitu Aula, ruang makan, musholla, serta satu bascamp tempat tinggal. Ketika massa berupaya membakar bangunan yang berada di dekat musholla, aparat keamanan semakin memperketat pengamanan, ternyata anggota eks Gafatar ditempatkan seluruhnya di bangunan yang terletak di bagian belakang tersebut.