Terkait jumlah pelaku aksi teror di Plaza Sarinah, polisi meralat jumlah pelaku. Bila sebelumnya, pelaku disebut ada lima orang, kali ini polisi memastikan bahwa jumlah pelaku hanya empat orang. Salah seorang korban yang sempat diduga menjadi pelaku adalah Sugito asal Karawang, Jawa Barat. Sugito tewas saat kejadian didekat pol polisi Sarinah. ”Ya, ini kami dulu menduga sebagai pelaku. Tapi, ternyata hanya korban,” jelas Anton Charliyan.
Dugaan bahwa Sugito adalah pelaku teror dikarenakan, ada terduga teroris yang juga bernama Sugito. Namun, begitu ditelisik lebih dalam, ternyata dia bukan terduga teroris yang selama ini dicari. ”Jenasahnya sudah dikembalikan ke keluarganya kok,” tuturnya.
Sementara itu, Ditjen Pemasyarakatan I Wayan Dusak mengungkapkan pengawasan para narapidana kasus terorisme di semua lapas kini diperketat. Termasuk sejumlah napi terorisme di lapas-lapas yang ada di Pulau Nusakambangan.
Dusak tak mau disebut pihaknya teledor mengintai pergerakan para narapidana terorisme yang diduga masih bisa saling berkomunikasi dengan jaringannya dari balik jeruji besi. Menurut dia, kemungkinan komunikasi antara napi dan pihak luar kemungkinan bisa terjadi saat pembesukan.
Saat ini antisipasi aktivitas narapidana terorisme dilakukan dengan pengawasan bersama pihak keamanan (Polisi dan TNI) setempat. Persoalan napi terorisme jika tidak mendapatkan pembinaan yang baik di Lapas memang bisa menjadi bom waktu. Saat ini di Indonesia tercatat ada 159 narapidana kasus terorisme.
Napi kasus terorisme terbanyak antara lain berada di Rutan Kelas II B Buntok Kalimantan Tengah (26 orang), Lapas Cipinang (17), Lapas Batu Nusakambangan (17), Tangerang (11), Cibinong (8)Kembang Kuning Nusakambangan (8), Cirebon (8), dan Pamekasan (7). (dyn/idr/gun/asp)