bandungekspres.co.id– Universitas Pendidikan Indonesia bersama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI akan membangun sebanyak 385 Sekolah Luar Biasa (SLB) di Indonesia. Hal ini karena masih kurangnya SLB. Di Jabar sendiri jumlah SLB baru mencapai sekitar 300 unit.
Menurut salah satu anggota Senat Akademi Wakil Ilmu Pendidikan UPI Djadja Raharja, SLB berbeda dengan sekolah pada umumnya. ”Hal tersebut dengan tergantung kebutuhan anak. Semakin berat ketertinggalan anak, maka rasionya akan semakin kecil,” kata Djadja kepada Bandung Ekspres di UPI kemarin (11/1).
Kalau melihat rasio tersebut, guru SLB sangat dibutuhkan. Sementara UPI setiap tahun menerima kurang lebih 80 mahasiswa Pendidikan Luar Biasa (PLB). Serta setiap tahun menurutnya, pihak UPI meluluskan mahasiswa dengan jumlah yang sama.
Jumlah tersebut dianggap kurang, karena kebanyakan lulusan PLB tidak terjun ke sekolah. Dari jumlah lulusan yang ada, kurang lebih 50 persennya mengajar di SLB. Sebagian lagi banyak yang membuka klinik, pusat terapi lainnya dan mengajar di sekolah Inklusi.
”Kalau jumlah PLB di SLB kami perlu melakukan penelusuran kembali terhadap alumni kami,” katanya.
Saat ini, peminat PLB UPI semakin banyak. Akan tetapi, pihaknya masih belum bisa memastikan untuk menambah kuota mahasiswa PLB. Dia menjelaskan, belum ada peraturan baru tentang penambahan kouta mahasiswa PLB UPI. ”Kalau nanti ada aturan baru mungkin bisa ditambah,” terangnya.
Dengan jumlah rasio guru SLB menambah, jelasnya jumlah SLB pun bertambah. Dengan adanya PLB UPI diharapan kapasitas guru di SLB bisa terpenuhi juga. Mengingat dari tahun ke tahun jumlah guru SLB sangat dibutuhkan. (nit/fik)