Lalu, bagaimana respon Presiden Jokowi? ’’Tentu menyampaikan terima kasih,’’ kata Ical.
Terkait penyelesaian konflik internal, hingga saat ini kubu Ical belum menerima tawaran menggelar munas bersama sebagaimana ditawarkan kubu Agung. Ical menganggap, munas bersama tidak memiliki dasar aturan di internal partai. Tidak ada satu ketentuan pun di AD/ART yang mengatur hal tersebbut.
Yang ada, menurut Ical, hanyalah munas luar biasa (munaslub). Itupun harus diajukan minimal dua pertiga dari total 34 DPD provinsi seluruh Indonesia. ’’Munas bersama tidak ada, munaslub tidak bisa karena tidak ada yang mengajukan. Jadi, mari kita hormati AD/ART, sebagaimana dalam kita hormati UUD 1945 dan UU,’’ katanya.
Pihak Istana kian serius mendorong rekonsiliasi internal Partai Golkar. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pun mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang mengundang Aburizal Bakrie dan Agung Laksono ke Istana. ’’Saya kan sudah sering (berkomunikasi dengan keduanya), biar kali ini presiden,’’ ujarnya di Kantor Wakil Presiden kemarin (11/1).
Menurut mantan ketua umum Partai Golkar tersebut, pemerintah memang ingin agar situasi politik di Tanah Air stabil. Karena itu, kisruh di partai politik sebisa mungkin harus diselesaikan secara demokratis. ’’Intinya damai-damai saja lah,’’ katanya.
JK pun membantah jika kedatangan Aburizal dan Agung ke Istana juga membicarakan persoalan reshuffle kabinet. Dia menyebut, inisiatif presiden murni untuk mendamaikan dua kubu di Partai Golkar dengan cara mendorong terlaksananya Musyawarah Nasional (Munas). ’’Bukan Munas bersama, tapi satu Munas. Tapi, sebelumnya pengurus harus dikonsolidasi,’’ ucapnya. (dyn/owi/hen)