Sayembara Berjalan secara Mandiri

[tie_list type=”minus”]Seminggu digelar, 70 Karya Terkurasi[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Tugas kerja sudah dibebankan kepada Badan Ekonomi Kreatif dalam menyempurnakan maskot dan membentuk merek sistem identitas Asian Games (AG) 2018. Tetapi insane kreatif Indonesia lainnya juga turut merasakan kegelisahan atas munculnya mascot AG 2018 yang dianggap tidak sejalan dengan perkembangan zaman.

Wahyu Aditya, pendiri Hello Motion Academy, sebuah wadah penggerak kemajuan animasi dan kreativitas di Indonesia melihat bahwa keikutsertaan BEK dalam merevisi maskot merupakan langkah bijak. ”Saya pribadi sudah tahu orang-orang dibalik layar BEK, termasuk Pak Triawan Munaf merupakan orang kreatif yang sudah lama makan asam garam dunia kreatif,” sebutnya.

Sejak munculnya maskot AG 2018 pasca grand launching 27 Desember 2015 lalu, Wahyu secara massif sudah melakukan komunikasi kepada member Hello Motion. Ujungnya, pada 1 hingga 9 Januari lalu, Wahyu timnya sudah menerima sekitar 70 karya desian maskot dari member mereka dalam sayembara mandiri.

Setidaknya, ada sembilan karya yang sudah dikurasi untuk selanjutnya diajukan kepada pihak Kemenpora dan BEK. ”Saya sudah ketemu dengan pak Gatot terkait gerakan kami ini, beliau cukup responsive,” sebutnya.

Satu hal yang menjadi kendala Hello Motion adalah karena sebagian besar desainer yang mengirimkan karya mereka dalam sayembara mandiri adalah kalangan pelajar/mahasiswa. Sebab, sebelumnya pihak BEK mengatakan bahwa dalam sayembara terbatas yang digelar mereka nanti akan diikuti kalangan profesional.

”Tetapi semua kami serahkan mereka, supaya karya teman-teman ini juga bisa jadi bahan pertimbangan,” terang dia. Di sisi lain, Zinnia Nizar-Sompie, Ketua Asosiasi Desainer Grafis Indonesia yang juga masuk dalam tim panelis BEK, mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut.

”Semua masukan masih akan kami pertimbangkan dalam tim,” katanya. Adapun karya desainer muda dari Hello Motion juga akan masuk dalam acuan mereka. Tetapi, Zinnia menegaskan bahwa persoalan Asian Games tidak hanya sekadar maskot dan logo saja. Dia menjelaskan bahwa lebih lanjut masalah kemasan acara juga diharapkan bisa sejalan dengan mascot yang diusung.

Tinggalkan Balasan