Empat Satukan BUMN Tambang

[tie_list type=”minus”]Ubah Orientasi Jadi Produk Akhir[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Perusahaan tambang milik negara bakal lebih kuat. Sebab, Kementerian BUMN telah menyatukan kekuatan empat perusahaan. Yaitu, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Tujuannya, lebih agresif dalam memanfaatkan barang tambang menjadi produk akhir.

Penyatuan itu dilakukan melalui penandatanganan MoU di kantor Kementerian BUMN kemarin. Seusai prosesi tanda tangan, Menteri BUMN Rini Soemarno mengaku ingin punya satu grup pertambangan yang besar di Indonesia dan dunia. Salah satu caranya, tidak lagi sekadar menjual raw material atau bahan setengah jadi.

’’Saya tekankan kepada direksi pertambangan, bagaimana memanfaatkan produk tambang kita jadi produk akhir,’’ katanya.

Diakui, yang masih lemah dalam bisnis itu adalah manufacturing process. Tapi, kalau tidak segera berorientasi pada produk akhir yang memberikan nilai tambah sampai sepuluh kali lipat, justru perusahaanlah yang buruk.

Apalagi, Indonesia punya kekayaan alam pertambangan yang membuat negara-negara lain iri. Potensi itu harus dimaksimalkan karena ada industri yang justru hidup dari sumber daya alam Indonesia. ’’Kelemahan kita ada di teknologi. Tapi, itu bisa beli atau partnerahip,’’ terangnya.

Menurut Rini, salah satu potensi besar yang pasarnya harus direbut adalah aluminium. Informasi yang diperoleh, sudah banyak perusahaan yang mengganti besi dengan aluminium karena lebih ringan. Misalnya, pesawat dan mobil yang memilih aluminium karena keringanan bisa berdampak positif pada iritnya energi.

’’Hilirisasi itu yang harus dipikirkan. Supaya kita makin kuat, bukan lagi penyuplai bahan baku,’’ ucap Rini. Targetnya, bentuk baru dari penyatuan kekuatan itu sudah ada pada akhir 2016. Entah berbentuk holding atau banyak menelurkan joint venture.

Yang jelas, apa pun bentuknya, dia minta BUMN tambang itu bisa mandiri secara finansial. Jadi, kalau mau ekspansi, mereka tidak sampai mengganggu struktur APBN. Supaya prosesnya lancar, dia membentuk Tim Komite Konsolidasi BUMN Pertambangan yang punya tugas mengkaji dan merumuskan berbagai kerja sama bisnis.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan