bandungekspres.co.id– Isu reshuffle atau perombakan kabinet yang terus bergulir liar, coba diredam pihak Istana.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, dirinya tidak bisa didikte maupun didesak soal reshuffle. Karena itu, saat ditanya terkait kabar bahwa reshuffle akan dilakukan dalam waktu dekat, dia menjawab bahwa reshuffle bisa dilakukan kapan saja. ’’Bisa bulan satu, bulan dua, bulan tiga, dan seterusnya,’’ ujarnya santai di Istana Negara tadi malam (8/1).
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta agar apa yang dilakukan presiden dan wakil presiden tidak selalu dikaitkan dengan reshuffle, termasuk pertemuannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri. Dia menepis jika pertemuan tersebut merupakan sinyal reshuffle bakal dilakukan dalam waktu dekat. ”Tidak ada soal itu (reshuffle, Red),” ujarnya di Kantor Wakil Presiden kemarin.
Sebagaimana diketahui, isu reshuffle sudah bergulir sejak Desember 2015 lalu. Kabar awal pelaksanaan reshuffle memang bakal dilakukan pada awal atau pertengahan Januari 2016. Namun, makin liarnya isu reshuffle termasuk beredarnya nama-nama calon menteri, hingga pernyataan-pernyataan politikus Partai Amanat Nasional (PAN) yang menyebut bakal mendapat jatah menteri perhubungan dan menteri kehutanan lingkungan hidup, membuat Jokowi gerah.
Karena itu, informasi yang dihimpun Jawa Pos menyebut jika reshuffle akan ditunda agar isunya mereda. Rencananya, reshuffle baru akan dilakukan sekitar pertengahan Februari mendatang.
Meski mengakui jika reshuffle dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja kabinet, JK mengatakan jika soal waktu maupun personelnya merupakan hak prerogatif presiden. Karena itu, pertemuannya dengan Megawati tidak dalam rangka membahas reshuffle kabinet. ”Kalau reshuffle itu (haknya) Pak Jokowi,” katanya.
Kemarin, JK bersama Jokowi memang sempat bertemu dengan Megawati yang datang ke Istana Negara pada saat pelantikan Djoko Setiadi sebagai kepala Lembaga Sandi Negara. Namun, setelah itu JK kembali bertemu Megawati di kediaman Mega di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. Pertemuan tersebut luput dari pantauan awak media karena JK pergi tanpa dikawal oleh rombongan Paspampres lengkap yang biasa mendampingi, melainkan hanya dikawal dua mobil Kijang Innova.