bandungekspres.co.id– Sebanyak 17 sekolah di Jawa Barat beradu kemampuan akting dan bermusik dalam Festival Drama Musikal Remaja Jawa Barat ke-5 di Gedung Rumentang Siang. Acara yang digelar Teater Bel Bandung ini berlangsung selama empat hari sejak kemarin hingga Minggu (7-10/1).
Pada festival kali ini, panitia sengaja mengangkat cerita rakyat dari empat kabupaten yang ada Jawa Barat. Menurut ketua panitia John Saragih, panitia mengangkat cerita rakyat dari Kabupaten Bandung, Cianjur, Tasikmalaya dan Majalengka. ”Ceritanya tentang Raja Gajah, Nyi Ratu Rambut Kasih, Si Loreng dan Yang Terkubur,” kata John kepada Bandung Ekspres kemarin.
Menurutnya, empat cerita itu bersumber dari mulut ke mulut saja. Tidak ada jejak sejarah yang ada. Akan tetapi, bagaimana pun juga cerita tersebut perlu dilestarikan terutama pada kalangan muda.
”Jangan sampai seiring dengan berjalan waktu, kaum muda tidak mengenal cerita di tatar Jawa Barat,” katanya.
Selain itu, tujuan digelarnya drama musikal agar para remaja bisa lebih percaya diri dengan dirinya sendiri. Menurutnya, selama ini seni peran di kalangan masih cukup kurang. Apalagi, pada tahun 2010/2011 seni peran sedikit terganggu dengan adanya kabaret.
Saat itu, dia menjelaskan, banyak remaja yang tampil melalui kabaret. Dalam pandangannya, kabaret seolah membohongi diri sendiri. Para pemeran seolah berakting padahal mereka tidak menggunakan suara asli. Obrolan mereka direkam dan mereka menari dengan lagu rekaman pula.
”Mereka yang tampil di kabaret seolah membohongi diri sendiri. Sehingga kami membuat drama ini untuk menyelamatkan seni peran,” terangnya.
Sementara itu, menurut salah satu juri, Embie C Noer, dengan melihat antusias anak-anak yang tampil saat ini, pihaknya mengapresiasi para para remaja yang ikut serta. ”Artinya anak-anak tidak meninggal seni dan budaya yang ada,” katanya.
Menurutnya, mereka berkesempatan untuk mendapatkan peluang yang lebih terarah lagi di bidangnya. Terbukti masing-masing peserta memberikan penampilan yang terbaik. Ada suatu potensi yang menarik akan tetapi seluruh masyarakat belum memperhatikannya.
Dia berharap, ke depanya ada langkah yang kongkrit untuk mewadahi bakat mereka. Selama ini, di masyarakat para remaja dikenal sudah melupakan seni dan budaya. Dia menegaskan, hal itu tidak terbukti.