Sementara guru di kelas yang mengajar di kelas 1 dan 1 SD itu kesehariannya hanya mengajarkan murid untuk belajar membaca. Akibatnya mereka tidak ada kesempatan untuk belajar.
Sementara yang diujikan saat program sertifikasi adalah mata pelajara, seperti matematika, bahasa Indonesia dan mata pelajaran umum yang sangat jarang bersentuhan dengan aktivitas mereka sehari-hari mengajar di kelas 1 dan 1 SD.
”Kita hanya mengikuti acuan dari aturan pusat. Kami di panitia Unram tidak bisa mengubah aturan penilaian untuk sertifikasi ini. Akibatnya guru-guru senior kita banyak yang tidak lulus,” ujarnya. (cr-luk/fik)