Beri Harapan Penderita Gagal Ginjal dan Kanker

Adi menjelaskan, protein EPO berfungsi merangsang pembentukan sel darah merah (eritrosit) dalam sumsum tulang. Pada keadaan normal, tubuh manusia dapat memproduksi sendiri protein itu di dalam ginjal.

Namun, pada pasien yang mengalami gagal ginjal, produksi protein EPO terganggu. Akibatnya, mereka sering kekurangan sel darah merah atau anemia. ”Anemia juga dialami penderita kanker,” tuturnya. Anemia penderita kanker yang menjalani kemoterapi juga semakin dahsyat.

Protein terapeutik EPO II yang berhasil dikembangkan Adi bersama timnya diharapkan bisa menjadi penolong bagi para penderita anemia itu. Protein terapeutik EPO II yang berwujud cair disuntikkan melalui intravena (IV). Kemudian, protein tersebut akan menstimulasi pembentukan sel darah merah di sumsum tulang (bone marrow).

Setelah disuntikkan, protein EPO II yang dikembangkan Adi itu menuju sumsum tulang. ”Setelah itu, produksi sel darah merah akan mendapatkan rangsangan kembali. Maka, produksi sel darah merah dapat berjalan lagi sebagaimana mestinya,” urai pria lulusan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang itu.

Adi mengaku mulai bersinggungan dengan riset protein EPO pada 2004. Dia ditawari langsung oleh Umar Anggara Jenie, kepala LIPI waktu itu. Umar menugasi Adi supaya mengembangkan riset untuk memproduksi protein EPO dengan media tanaman.

Saat itu Adi mengatakan, kebutuhan protein EPO sangat penting. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga dunia. Sampai sekarang, papar dia, kebutuhan protein EPO di dunia farmasi masih sangat tinggi.

Jebolan S-2 Animal Sciences dan S-3 Cellular Molecular Biology di North Dakota State University (NDSU) AS itu langsung menerima tawaran itu. ”Kebetulan juga, masih ada kaitannya dengan riset saya ketika S-3 dan melakukan postdoctoral research di United States Department of Agriculture (USDA),” jelasnya.

Saat menempuh program doktoral di AS, Adi meneliti gen yang ada dalam lalat rumah. Nama gen tersebut adalah ornithine decarboxylase gene (ODC). Gen itu sudah dia daftarkan ke GenBank, sebuah website gudangnya gen-gen yang ditemukan dari seluruh penjuru dunia.

Menurut Adi, bila diteliti lebih lanjut, gen ODC itu bisa dikaitkan dengan upaya mengobati sel kanker. Sebab, di dalam sel kanker manusia, ternyata kandungan gen ODC tinggi. Ketika teknologi bisa menekan produksi gen ODC, secara teori bisa juga pertumbuhan sel kanker ditekan.

Tinggalkan Balasan