Karena itu, dia meminta Kementerian Ketenagakerjaan bisa benar-benar membuktikan bahwa MEA justru menguntungkan tenaga kerja Indonesia. Sebagai bukti, dia berharap pemerintah bisa merealisasikan beberapa program untuk meningkatkan kualitas TKI.
”Jangan hanya bilang akan meningkatkan kualitas dengan balai latihan kerja (BLK) kalau anggarannya masih kecil seperti sekarang. Kami harus melihat adanya perubahan dalam kebijakan-kebijakan dan alokasi anggaran dalam waktu dekat,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Tenaga Kerja Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Benny Soetrisno mengatakan, Indonesia memang masih punya beberapa tantangan sehubungan dengan isu ketenagakerjaan menjelang MEA. Di antaranya, rendahnya kualitas angkatan kerja dan masih banyaknya penganggur.
”Memang sudah ada persiapan dari pemerintah seperti standar kompetensi ASEAN. Namun, kompetensi pekerja di Indonesia masih sangat kurang. Apalagi, tingkat pengangguran sudah mencapai 7,4 persen,” ungkapnya. (bil/c10/end/rie)