Kian Banyak Sekolah Minta Disinggahi Kuda Pustaka

Mulai merawat kuda dan ayam sampai menyewakan kuda untuk para wisatawan di Lembah Asri Wisata, Serang, pada Sabtu dan Minggu. Terkadang, turangga yang dia rawat juga disewa untuk keperluan pre wedding.

Semua itu tentu menyedot waktu dan tenaga Ruri. Dia harus menghidupi istri dan empat anak dari pekerjaan yang penghasilannya kadang tak tentu. Di kala hujan, misalnya, hasil menyewakan kuda di Lembah Asri Wisata otomatis minim karena jumlah turis tak banyak.

Padahal, di luar kebutuhan keluarga, Ruri juga harus menyisihkan pendapatan untuk membayar biaya sewa jasa di Lembah Asri Wisata. Semacam retribusi agar dia bisa tetap menyewakan kuda di sana. ”Satu tahunnya dikenai Rp 1.250.000,” katanya.

Tapi, tak sekali pun semuanya itu sampai mengganggu jadwal rutinnya menjadi ”ronin” dunia literasi: berkeliling menyebarkan ilmu lewat buku-buku yang dibawanya.

Padahal, tak sepeser pun dia menerima bayaran atas apa yang dilakukannya. Semua buku yang dia bawa gratis untuk dibaca atau dipinjam.

Kuda Pustaka ala Ruri bermula dari ide temannya dari Jakarta yang juga pencinta kuda, budayawan Nirwan Ahmad Arsuka. Nirwan yang juga menggagas ”Perahu Pustaka” di Polewali, Mandar, Sulawesi Barat, mengusulkan agar Ruri ”membuka” perpustakaan keliling.

”Saat itu, saya langsung mengiyakan dan meminta izin kepada pemilik kuda untuk menggunakan Luna berkeliling membawa buku. Si pemilik ternyata setuju,” ceritanya.

Ruri antusias menyambut ide Nirwan itu karena sejalan dengan harapannya. Pria lulusan SMP dan paket C setara SMA itu sejak lama memimpikan agar anak-anak muda di desanya bisa lebih pandai dari dirinya.

Awalnya, dia hanya berkeliling membawa puluhan buku sumbangan Nirwan. Namun, lama-kelamaan semakin banyak donatur yang mengirimkan buku ke rumahnya. Jadilah koleksi Kuda Pustaka Gunung Slamet lebih dari seribu buku. Beragam tema, dari berbagai genre.

Kecuali ketika para murid tengah libur atau menjalani ujian, jadwal keliling Kuda Pustaka tak pernah berubah. ”Kalau di sekolah, Kuda Pustaka masuk saat anak-anak istirahat. Di TPQ saat anak-anak belum mulai belajar agama,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan