Nakhodai Perahu Pustaka Bawa Empat Ribu Buku

Mereka yang Rela Bersusah Payah agar Orang Lain Bisa Membaca (1)

Muhammad Ridwan Alimuddin menebarkan kegemaran membaca di pesisir, daratan, sampai pegunungan. Tengah membangun museum yang sekaligus berfungsi sebagai perpustakaan.

ILHAM WASI, Polewali Mandar

Ridwan Alimuddin
ILHAM WASI/FAJAR/JPG
DEMI ANAK BANGSA: Ridwan Alimuddin di depan Perahu Pustaka, di Polewali Mandar, Sulbar, Rabu (2/12). Ridwan mengajar anak-anak dalam membaca.

PELAT nama itu tertancap di pohon kelapa. Bunyinya: Nusa Pustaka, Perpustakaan Museum. Foto-foto yang menyertainya memperlihatkan sekelompok orang meriung dekat perahu yang berada di suatu halaman kosong.

Di atas semua foto yang terpampang di wall Facebook-nya, Muhammad Ridwan Alimuddin menulis, ”Koleksi pertama di halaman Nusa Pustaka, perpustakaan dan museum di Pambusuang.”

Itulah mimpi yang kini berusaha keras diwujudkan Ridwan untuk melengkapi ikhtiarnya menyebarkan virus literasi. Sebuah museum sekaligus perpustakaan di tempat tinggalnya, Desa Pambusuang, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Museum tersebut bakal dibangun dengan menggunakan bangkai perahu sandeq, jenis perahu tradisional bercadik khas setempat. ”Di tempat itu nanti kami juga mengenalkan edukasi soal sandeq yang saat ini hampir punah,” kata Ridwan kepada Fajar (grup Bandung Ekspres) yang menemuinya di kediamannya Selasa lalu (1/12).

Pria kelahiran Tinambung pada 23 Desember 1978 tersebut mengungkapkan impiannya itu dengan penuh semangat. Matanya berbinar-binar, tangannya beberapa kali mengepal, dan intonasi suaranya sangat bertenaga.

Untuk menyebarkan kegemaran membaca, spirit dan tenaga pria yang sehari-hari bekerja sebagai penulis, fotografer, dan fixer film dokumenter itu memang selalu menyala. Dialah yang pada Juni lalu menakhodai Perahu Pustaka Pattingalloang melayari pulau-pulau kecil dan terpencil di pesisir barat Sulawesi. Sekitar empat ribu buku dibawanya kala itu. Separo di antaranya koleksi pribadi. Jenisnya beragam, mulai novel, komik, majalah, sampai buku pelajaran.

Dalam pelayaran menggunakan kapal jenis ba’go sepanjang 10 meter, diameter 2,5 meter, dan layar setinggi 10 meter tersebut, Ridwan dibantu tiga pelaut Mandar. Plus dua rekannya, As’ad serta Urwa. Mereka menyinggahi Polewali, Majene, Pulau Battoa, Pantai Bahari, Malunda, Sendana, Pamboang, hingga Bala Polman.

Tinggalkan Balasan