bandungekspres.co.id – Kepastian digunakan tidaknya Gelora Bandung Lautan API untuk pembukaan dan penutupan Pekan Olahraga Nasional XIX/2016 di Jawa Barat, tergantung upaya Pengurus Besar PON Jawa Barat yang notabene dipegang Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Pemerintah Kota Bandung sebagai pemilik stadion, hanya menunggu. ’’Kepastian itu akan berkonsekuensi pada penganggaran. Sehingga, dukungan parlemen memegang peran penting,’’ kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung Ajie Sugiyat, kemarin.
Ajie menjelaskan, Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat mengabarkan, GBLA layak pakai untuk kegiatan apapun termasuk ajang olahraga terbesar di Indonesia. Intinya, kepastian layak tidaknya GBLA digunakan bakal disampaikan melalui Dispora selaku pengelola GBLA. ’’Kondisi awal GBLA sudah diterima Pemkot Bandung melalui surat tembusan yang ditandatangani langsung Menteri PUPR Basuki Hadimujono kepada Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Surat Kementerian itu menyebutkan bahwa GBLA laik fungsi sesuai peruntukkan,” tukas Ajie.
Ajie menguraikan, Tim Puslitbang Pemukiman Kementerian PUPR telah melaksanakan pemeriksaan sejak 15 hingga 19 Juli 2015. Pada analisis Aspek Keselamatan, Aspek Kesehatan, Aspek Kenyamanan dan Aspek Kemudahan, sudah terpenuhi. Namun demikian, mengutip pernyataan Ketua DPRD Kota Bandung Isa Subagja, kajiannya mesti menyeluruh. “Jangan menyelesaikan masalah, tapi muncul masalah baru,’’ ujar Ajie.
Menyoal kepastian venue lain, Ajie memaparkan, tiga venue yang sudah pasti dipakai meliputi, GOR Bandung, Gor Pajajaran dan Lapangan Tenis Taman Maluku. Secara matematis siap pakai. Tetapi khusus untuk GOR Bandung yang bertaraf internasional, tahap penyelesaiannya membutuhkan dukungan parlemen. Utamanya kucuran anggaran APBD sebesar Rp 31 miliar. ’’Itu terealisasi, bulan April 2016, semua fasilitas dipastikan rampung,’’ tegas Ajie.
Ketua Komisi D Achmad Nugraha menyatakan, pihaknya mendukung penuh langkah Dispora dalam merealisasikan GBLA jadi tempat pembukaan-penutupan PON XIX. Sementara untuk venue lainnya, Amet-sapaan akrabnya-menuturkan, sifatnya hanya pemeliharaan dan menyesuaikan dengan keperluan PON saja. ’’GOR Pajajaran itu bertaraf nasional begitupun lapangan Tenis Taman Maluku biasa dipakai turnamen. Sehingga tinggal memoles saja sesuai spek PON,’’ tukas Amet-sapaan akrabnya.
Hal senada diungkapkan anggota Komisi C, Folmer Silalahi. Menurut dia, gelora yang ada di Kota Bandung sudah representatif digunakan ajang nasional. Maka, khusus GBLA, bilamana sudah ada kepastian, Komisi C akan melakukan peninjauan guna memastikan seluruh infrastruktur siap pakai. ’’Kekurangan fasilitas penunjang akan kita dorong secara maksimal,’’ imbuh Folmer. (edy/vil)