UMKM Butuh Penurunan Bunga Bank

bandungekspres.co.id– Desakan agar perbankan menurunkan suku bunga kredit terus bergulir. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai penurunan suku bunga kredit perbankan harus diutamakam untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Ketua Bidang UKM Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Nina Tursinah mengatakan, upaya pemerintah menurunkan tingkat suku bunga untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 12 persen sudah sangat baik. Namun begitu, masih belum cukup untuk menggairahkan UMKM. ”Bunga 12 persen itu masih terlalu tinggi jika dibandingkan dengan negara lain,” ujarnya kemarin (11/11).

Nina menambahkan, persoalan yang selama ini menjadi kendala usaha mikro, kecil dan menengah tidak hanya dari segi permodalan. Masih banyak aspek lain yang dinilai belum memihak pada industri, seperti tarif dasar listrik, biaya transportasi logistik, dan menurunnya daya beli masyarakat.

”Kita minta suku bunga KUR bisa diturunkan karena itu yang efeknya paling cepat. Targetnya jadi lima persen,” sebutnya.

Lebih lanjut, katanya, penurunan suku bunga juga belum bisa memberikan dampak besar bagi pertumbuhan usaha mikro kecil menengah secara keseluruhan. Apalagi hal tersebut hanya berlaku untuk KUR Mikro dengan plafon Rp 25 juta. ”Itu pantasnya untuk usaha mikro, kalau yang sudah skala kecil setidaknya perlu modal Rp 500 juta. Kalau modal Rp 25 itu mikro,” tuturnya.

Karena itu, Nina meminta pemerintah juga perlu memperhatikan industri skala kecil dan menengah yang memerlukan modal di atas Rp25 juta. Menurutnya, industri ini sangat perlu mendapat akses permodalan karena sebenarnya industri skala kecil dan menengah justru yang cukup banyak menyerap tenaga kerja. ”Mereka juga butuh akses permodalan karena untuk ekspor dan sebagainya,” kata dia.

Ketua Umum Pengurus Apindo Hariyadi B Sukamdani meminta pemerintah gencar menggerakkan sektor riil untuk mengatasi perlambatan ekonomi agar tidak mengarah ke pelemahan yang lebih besar. ”Paket-paket kebijakan ekonomi sudah bagus tapi perlu didorong lagi dari sisi pembiayaan, supaya lebih banyak lagi masyarakat yang bekerja di sektor riil,” tukasnya.

Dia menambahkan jika sebelumnya Apindo setuju bunga acuan BI tidak turun, tapi sekarang butuh penurunan BI Rate. Harus ada keberanian untuk mendorong sektor riil, termasuk dari sisi moneter. ”Segala sesuatu yang perlu dilakukan harus dilakukan demia untuk menggerakkan sektor riil dan menumbuhkan daya beli masyarakat,” jelasnya. (wir/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan