Generasi Ketiga yang Menghidupkan Musik Rote

Mengunjungi Yeremias Aougust Pah, Maestro dan Perajin Sasando

Membuat dan memainkan sasando bagi keluarga Yeremias Aougust Pah bukan sekadar urusan seni-budaya. Tapi, lebih dari itu, mempertahankan jati diri keluarga mereka yang sudah turun-temurun.

M.HILMI SETIAWAN, Kupang

sasando
Hilmi Setiawan/Jawa Pos

MAESTRO: Yeremias Aougust Pah menunjukkan sasando karyanya yang dibuat di rumahnya (29/10). Secara turun-temurun, keluarga Pah melestarikan alat musik petik khas Pulau Rote itu.

Bolelebo ita nusa lelebo. Bolelebo ita nusa lelebo. Malole simalole ita nusa lemalole. Malole simalole ita nusa lemalole…

Petikan lagu Bolelebo menyambut kedatangan rombongan delegasi Festival Melanesia di kediaman Yeremias. Rumah dengan teras luas itu berada di Jalan Timor Raya km 22, Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.

Kanan dan kiri rumah berbahan kayu itu cukup tandus. Hanya daun kelapa dan pohon lontar yang menjadi pewarna halaman rumah Yeremias.

Setelah suguhan lagu Bolelebo, acara dilanjutkan dengan tarian foti dan tai benuk. Dua tarian itu memiliki semangat yang sama. Yaitu, menunjukkan rasa sukacita atas anugerah dari Tuhan Yang Mahakuasa. Dua tarian itu diikuti pukulan alat musik sejenis kenong yang terus bertalu-talu.

Setelah tarian sambutan selesai, Yeremias dengan ramah mengajak delegasi Festival Melanesia berkeliling rumahnya. Delegasi festival itu berasal dari Timor Leste, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Fiji, dan Kaledonia Baru. Sayang, delegasi dari negara Vanuatu absen dari festival budaya pengikat negara-negara Melanesia itu.

Teras rumah menjadi titik pertama Yeremias untuk mengenalkan sasando. Di sebuah rak bersusun empat, tertata rapi alat musik petik yang khas dengan bentuk melengkungnya itu. Di bagian atas, ada sasando sungguhan yang bisa digunakan untuk bermain musik. Sasando tersebut juga dijual dengan banderol Rp 1,5 juta sampai Rp 2,5 juta. Harga menyesuaikan ukuran.

Kemudian, di susunan rak bagian bawah, ada replika sasando untuk cenderamata. Harga sasando mainan itu bervariasi, mulai Rp 50 ribu hingga Rp 600 ribu. Sasando replika tersebut dibuat dari daun lontar dan ada kawat di bagian tengahnya. ”Tapi, yang replika ini tidak bisa digunakan untuk main musik,” terang Yeremias.

Tinggalkan Balasan