Dunia Fashion Mulai Disentuh Teknologi Intel Edison

bandungekspres.co.id – Teknologi wearable mulai melirik dunia fashion, di antaranya raksasa IT Intel. Teknologi meliputi desain pakaian interaktif, smart textiles, dan wearable microelectronic menggoda Intel. Intel sukses mengembangkan teknologi wearable seperti gaun robot laba-laba yang bekerjasama dengan desainer Anouk Wipprecht dan MICA (My Intellegent Communication Accessory) dengan outlet Opening Ceremony di New York.

Di Indonesia, Intel kolaborasi dengan desainer fashion ternama Rinaldy A. Yunardi atau biasa dikenal dengan panggilan YungYung. Teknologi ini dapat digunakan untuk menambahkan sisi artistic, serta mengontrol estetika desain pada acara puncak Jakarta Fashion Week 2016  (JFW2016). Sembilan koleksi smart fashion bertemakan pièce de la resistance ‘The Lady Warrior’ dipadukan dengan teknologi Intel Edison yang memungkinkan cahaya LED control pada setiap desain dan gerakan motorik pada rancangannya.

Marketing Director, Intel Indonesia Rini F. Hasbi mengatakan, Intel mendorong inovasi teknologi lokal. “Kami melihat hal ini sebagai masa depan. Intel percaya kolaborasi fashion baru ini merupakan langkah menuju arah yang tepat,” ujar dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/11).

Sementara itu, Rinaldy menambahkan, teknologi wearable biasanya diciptakan dalam bentuk jam tangan, gelang, dan kacamata. Namun, Intel lebih fokus pada fungsi dan bukan tujuan estetika. Perkembangan busana berkelas tinggi ini juga memberikan ide-ide untuk teknologi wearable. “Kolaborasi ini tentu saja merupakan kunci bagi masa depan teknologi wearable dalam industri fashion,” jelasnya.

Sekedar diketahui, Intel Edison adalah sebuah modul unik dengan hardware yang sepenuhnya terbuka dan pengembangan software yang menyediakan sebuah lingkungan yang mudah dan dapat diakses untuk pengembangan produk. Intel Edison dianggap ideal untuk teknologi wearable karena memiliki ukuran prosesor sebesar perangko dengan biaya terjangkau.

Pada dasarnya memiliki chip yang identik dengan yang digunakan pada smartphone. Hal ini memiliki kemampuan komputasi yang sama seperti PC desktop, tetapi dengan daya yang lebih rendah dari 500 MHz. Sehingga dapat menjalankan sistem operasi lengkap jika diperlukan. (fab/JPG)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan