Lebih Pertimbangkan Nyawa Daripada Keuntungan

”Hanya saja, kaitannya memang saat itu tidak ke udara. Masih mencakup air (penyaringan air kotor, Red), bir, ya macam-macam lah,” tuturnya.

Namun belakangan, bencana asap kemudian menyeruak seiring hadirnya kemarau berkepanjangan. Ditambah lagi oknum yang sengaja membakar lahan. Wenten lantas dihubungi pemerintah melalui kementerian. Dalam percakapannya saat itu, kata dia, Wenten diminta untuk membuat saringan udara. Harapannya, memberikan nafas darurat untuk jutaan warga korban asap. Dia pun langsung menyanggupi tantangan dari pemerintah itu. ”Toh ilmunya sudah saya miliki. Tinggal diaplikasikan saja,” urainya.

Akhirnya dia buat prototipenya. Jaraknya cuma sehari. Mulanya hanya beberapa item namun mengacu pada inti yang paling penting: membrane.

I Gede Wenten memang sosok fenomenal di dunia industri membrane. Betapa tidak, paten pertama sebagai hasil disertasi doktoralnya langsung mendapat perhatian dunia membran bahkan disebut-sebut sebagai revolusi terbesar pada industri bir dalam 50 tahun terakhir.

Paten pertamanya tentang klarifikasi bir di Denmark ini adalah karya yang pertama mengangkat namanya. Penemuan itu sanggup membuat orang berdecak kagum karena sang penemunya justru orang Indonesia yang tidak memiliki industri bir besar seperti di Denmark.

”Tapi saya miris juga. Sebenarnya banyak perusahaan swasta yang membidangi filter udara. Mereka tidak tergugah untuk membantu penderitaan korban asap,” tambahnya.

Selang satu hari dari obrolan ringan di Kementerian itu, keesokan harinya dia lantas dipanggil lagi untuk melaksanakan rapat koordinasi para menteri. Kesimpulannya, dia diminta untuk membuat 40 ribu unit Fresh On 2015: alat penyaring udara, ciptaannya.

”Kamis (22/10) saya ciptakan, Jumat saya presentasikan, Sabtu sudah mulai produksi. Tapi saya sanggupi dulu sebanyak 10 ribu unit. Pengerjaannya satu minggu,” tegasnya.

Kouta permintaan yang dia sanggupi dengan jangka waktu tersebut boleh jadi di luar logika. Tapi, dia mengaku, harus kerja cepat untuk mengurangi banyaknya korban asap di Indonesia. ”Kalau pemerintah minta satu juta unit, saya akan sanggupi 10 ribu per hari,” tandasnya.

Cara kerjanya? Fresh On 2015 berisikan membrane skala kecil mirip benang (holofiber). Tapi itu adalah pipa super kecil yang bisa menyaring partikel. Saringan tersebut diikat dan dimasukan ke dalam pipa plastik 50 sentimeter dengan diameter 7,5 sentimeter yang berfungsi menyedot udara kotor. Termasuk asap kebakaran. Nah, udara yang kotor itu kemudian disaring membrane super kecil tersebut dan dikeluarkan menjadi udara bersih.

Tinggalkan Balasan