TPJBF Kikis Anggapan Jazz Musik Eksklusif

Sekaligus Pelopori Festival Live Jazz selama Enam Hari

LENGKONG – Anggapan musik jazz yang eksklusif atau segmented, ternyata tidak benar. Jazz lahir dari era perbudakan, sehingga merupakan musik kebebasan. Hal itu dikatakan Bobby Renaldi, General Manager The Papandayan Hotel Bandung.

Menurut Bobby, jazz merupakan jeritan hati para budak kulit hitam saat itu. Namun, jazz mengalir sebagai ekspresi. Maka tak heran, setiap musisi jazz memiliki ciri khasnya masing-masing. Sehingga, permainan atau aksi panggungnya tidak bisa ditiru.

’’Seperti kata Kang Aat (Soeratin) tadi, jazz itu musik yang dilahirkan. Bukan diciptakan. Sehingga sifatnya hidup, tidak pernah mati,’’ ucapnya kepada Bandung Ekspres di The Papandayan Hotel Bandung, Jalan Jenderal Gatot Soebroto, kemarin (19/10).

Oleh karena itu, melalui The Papandayan Jazz Bandung Festival (TPJBF) 2015, Bobby berharap semua penikmat musik bisa bersatu. Artinya, tak hanya penggemar jazz. Terlebih, The Papandayan Hotel Bandung memang konsisten mengadakan acara musik jazz secara mingguan sejak 2013 silam, yakni setiap Jumat malam dan Minggu malam.

Dalam setiap acara tersebut, The Papandayan Hotel tak hanya melibatkan musisi yang sudah senior. Tapi juga memunculkan bibit-bibit baru musik jazz. ’’Sudah lebih dari 200 band yang main di sini. Baik itu jazz atau jazztunes,’’ tandasnya.

Di tempat yang sama, salah satu musisi jazz pengisi TPJBF Imelda Rosalin mengatakan, musik memang high-end, tapi bukan berarti eksklusif. Perempuan yang juga mengajar piano di salah satu sekolah musik ini menilai, sangat tepat jika festival musik jazz dihelat di The Papandayan Hotel. Sebab, tempatnya sudah compact. ’’Venue-nya sangat siap. Karena selama ini musisi jazz, khususnya yang di Kota Bandung, bingung cari tempat untuk berekspresi,’’ ujarnya.

Hal serupa dikatakan Harry Pochang, salah satu pemain harmonika kawakan. Meskipun banyak musisi yang sudah membuktikan kemampuannya di luar negeri, arah musik jazz di Kota Bandung belum terlihat. Oleh karena itu, dia mengaku sangat bersemangat menyambut TPJBF ini. ’’Nanti juga akan ada kolaborasi instrumen Sunda dan jazz,’’ ucapnya.

SILVYA MURTI UTAMI/BANDUNG EKSPRES MUSISI MUDA: Aksi band jazz Do To Do di trotoar The Papandayan Hotel Bandung, Jalan Jenderal Gatot Soebroto, kemarin (19/10). Mereka memainkan dua lagu sebagai tanda dimulainya event The Papandayan Jazz Bandung Festival (TPJBF) 2015.
SILVYA MURTI UTAMI/BANDUNG EKSPRES
MUSISI MUDA: Aksi band jazz Do To Do di trotoar The Papandayan Hotel Bandung, Jalan Jenderal Gatot Soebroto, kemarin (19/10). Mereka memainkan dua lagu sebagai tanda dimulainya event The Papandayan Jazz Bandung Festival (TPJBF) 2015.

Tinggalkan Balasan