”Namun, karena Strootman cedera, Van Gaal pun memilih menumpuk pemain belakang dan menyisakan dua striker di depan sehingga mereka mempunyai daya gedor yang cukup ketika melakukan serangan balik,” papar Jongsma.
Toh, strategi itu berjalan dengan cukup baik. Buktinya, saat itu Belanda mampu menggilas juara bertahan Spanyol dengan skor telak 5-1, serta membungkam Cile yang diperkuat oleh winger eksplosif Alexis Sanchez dua gol tanpa balas.
Namun, Jongsma melanjutkan, ketika Hiddink masuk kedalam tim, dirinya langsung membongkar strategi Van Gaal mengembalikannya ke pakem Belanda semula, 4-3-3, dengan komposisi pemain yang sama saat Belanda tampil di Brasil yang tentu saja tidak nyaman dengan perubahan tersebut.
”Kekompakan tidak ada dan tim cenderung fokus pada serangan dari sayap,” ujar Zwart yang merupakan penulis di Voetbal International. ”Hiddink dikenal hanya mengedepankan penguasaan bola dibanding dengan penyelesaian akhir,” Imbuhnya.
Akibatnya bisa ditebak, Belanda langsung kalah oleh Ceko di laga perdana kualifikasi Grup A. Walaupun sempat menang melawan Kazakhstan di laga berikutnya, mereka kembali kalah oleh Islandia dengan skor 2-0. Hal inilah yang diakui Zwart membuat Hiddink menjadi peragu serta mulai melakukan bermacam eksperimen pada taktiknya.
Hal berikutnya yang patut digarisbawahi dari Hiddink adalah soal mentode pendekatan yang dilakukan oleh para pemainnya. Baik Jongsma maupun Zwart kompak mengatakan bahwa jika Van Gaal dikenal sebagai sosok Guru maka Hiddink selama ini dikenal sebagai People Manager karena dirinya selalu membebaskan para pemain berbuat hal yang mereka sukai.
”Skuad Belanda tidak siap dengan pendekatan yang lebih rileks dikarenakan usia muda pada jajaran pemain mereka,” beber Jongsma. ”Yang berpengalaman selalu berkutat dengan cedera sementara pemain muda masih belum memiliki kematangan dalam mengikuti insting mereka sehingga bisa memimpin dalam laga yang atmosfernya panas,” jelasnya.
Ditambah dengan mulai gap yang terjadi antara generasi muda dan tua pada tubuh Belanda, membuat permainan mereka kian tak stabil. Hal yang tidak jauh berbeda terjadi ketika Danny Blind menggantikan posisi Hiddink yang mundur pada Juni lalu setelah Belanda ditundukkan Amerika Serikat pada laga ujicoba.