Ubah Limbah Ternak Jadi batako

BANYAK orang menganggap kotoran sapi sebagai hal yang menjijikan dan tidak bermanfaat. Di Kampung Batu Lonceng, Desa Sutenjaya, Lembang kotoran sapi dijadikan bahan dasar pembuatan batako.

NITA NURDIANI PUTRI, LEMBANG

[divider style=”dotted” top=”20″ bottom=”20″]

Limbah Ternak Jadi batako
NITA NURDIANI/BANDUNG EKSPRES

KREATIF: Seorang peternak memanfaatkan kotoran sapi untuk dijadikan batako.

Batako merupakan alternative bahan bangunan yang sudah banyak digunakan masyarakat. Bahan ini sama kuatnya dengan bata merah pada umunya. Banyak warga Kampung Batu Lonceng, Desa Sutenjaya, Kecamatan Lembang membuat batako bergbahan dasar kotoran sapi.

Pengolahannya cukup sederhana seperti pembuatan bata pada umumnya. Kotoran sapi tinggal dicampur tanah dan semen sesuai dengan takaran. Kemudian diaduk dan dicetak serta dikeringkan. Menurut Kelompok Tani Ternak Cece Royadi, pembuatan batako tersebut berawal dari melihat banyaknya kotoran sapi yang dibuang ke sungai Cikapundung. ”Inovasi ini dilakukan untuk menjaga kebersihan sungai,” ucapnya kepada Bandung Ekspres kemarin (12/10).

Akan tetapi, batako yang dihasilkan sengaja tidak dijual. Menurutnya, kalau batako dari kotoran sapi itu dijadikan bahan baku pembuatan rumah, saat ini masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Beberapa menganggapnya batako tersebut masih najis dan ada juga yang menganggapnya tidak apa-apa. Dia hanya memberikan secara cuma-cuma bagi siapa saja yang membutuhkan.

”Kita bikin batako paling kalau pas ada orang lain yang mau bikin rumah tapi kurang mampu, ya paling kita bisa nyumbang bata. Atau nggak, dibuat untuk bak sampah,” katanya.

Menurutnya, saat ini produksi kotoran sapi di sana mulai berkurang. Sebelumnya kotoran sapi di daerah tersebut mencapai 3,5 ton per hari. Setelah dimanfaatkan sebagai batako, kotoran sapi berkurang hingga satu ton.

Sisanya, kotoran sapi dijadikan pupuk dan pakan cacing. Kalau untuk pakan cacing, warga disuruh menanam cacing. Dirinya sengaja memberikan cacing tersebut kepada warga, lalu seminggu kemudian warga menjual kepada dirinya. Kotoran sapi yang dijadikan pakan cacing, bisa dijadikan sebagai pupuk juga.

”Untuk yang dijadikan pupuk, kalau khusus buat kelompok disini perminggunya itu rata-rata yang dihasilkan 90 kiloan rata-rata,” tuturnya. Dia menambahkan, untuk perorangan, dalam seminggunya rata-rata 10 sampai 15 kilogram pupuk dengan harga Rp 15 ribu per kilo.

Tinggalkan Balasan