Kekalahan terindah. Itulah yang keluar dari mulut gelandang timnas Wales, Gareth Bale, menyikapi kekalahan timnya dari Bosnia-Herzegovina pada laga kualifikasi Euro 2016, dinihari kemarin. Laga di Zenica, Bosnia itu memang berkesudahan 2-0 untuk kemenangan Bosnia. Namun para pemain dan seluruh ofisial Wales justru merangsek ke lapangan merayakan kekalahan itu. Mereka berpelukan, melompat, dan tertawa bersama ratusan fans yang sengaja terbang ke Bosnia untuk menyaksikan laga tersebut.
Perayaan itu dilakukan karena Wales, meski menelan kekalahan, tetap berhak melaju ke Euro 2016 di Prancis nanti. Gareth Bale dan kawan-kawan berhak meraih tiket ke Prancis karena pada hari yang sama, peringkat tiga Israel menelan kekalahan dari Siprus. Dengan hasil itu, Wales dipastikan mengamankan peringkat satu atau dua di klasemen Grup B berkat raihan 18 poin dari sembilan pertandingan.
Wales unggul empat poin dari Bosnia. Jarak itu tak mungkin terkejar lagi karena semua tim di Grup B tinggal menyisakan satu pertandingan saja. Keberhasilan ini akan dicatat dalam buku sejarah sepak bola Wales. Sebab, untuk pertama kalinya selama 57 tahun, Wales akhirnya bisa berlaga di turnamen internasional.
”Ini adalah kekalahan terbaik dalam hidup saya. Ini laga yang sulit, tapi kami berhasil menjalankan tugas kami dan semua orang gembira atas pencapaian kami. Adalah mimpi saya sejak kecil untuk bermain di turnamen besar. Tapi langkah kami tak akan berhenti hanya sampai ini saja. Kami masih harus berjuang untuk tampil maksimal di Prancis nanti,” kata Bale usai pertandingan seperti dilansir MARCA.
”Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan,” pelatih Wales Chris Coleman menambahkan. ”Generasi saya dan generasi sebelumnya hampir berhasil meraih tiket ini. Tapi generasi hari ini telah melangkah jauh. Mereka pantas mendapatkan apa yang mereka raih hari ini. Sejak laga pertama hingga laga hari ini mereka telah mengerahkan segalanya.”
Coleman yang ditunjuk pada 2012 untuk menggantikan Gary Speed, tak lupa mempersembahkan sukses bersejarah ini kepada pendahulunya itu. ”Gary Speed adalah pelatih besar dan saya ingin melanjutkan kebesarannya itu. Tapi saya tidak bisa. Jadi saya melakukan dengan gaya saya sendiri dan berjalan fantastis. Gary Speed memberikan kontribusinya dan saya yakin malam ini dia ikut tersenyum,” jelas Coleman.