[tie_list type=”minus”]Hanya Pecahkan waktu 2 Menit 35,12 detik[/tie_list]
CIREBON – Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kota Cirebon membawa pulang satu medali perunggu dari Kuningan Open 2015. Kota Cirebon mendapat peringkat ketiga terbaik pada pertandingan nomor 500 meter dragon boat kategori pelajar putra di Waduk Darma Kuningan, Minggu (4/10) kemarin.
Catatan waktu terbaik tim dragon boat PODSI Kota Cirebon pada pertandingan tersebut adalah, 2 menit 35, 12 detik. Tim dragon boat Kabupaten Purwakarta meraih medali emas setelah menorehkan catatan waktu 2 menit 30,58 detik. Sedangkan tim dragon boat Kabupaten Bogor meraih medali perak dengan catatan waktu 2 menit 35 detik.
Raihan perunggu tim dragon boat PODSI Kota Cirebon di Kuningan Open terbilang istimewa. Bukan saja karena Muhammad Farhan dan kawan-kawan baru dipersiapkan dua bulan lalu. Tetapi, raihan prestasi itu dihasilkan dengan segala keterbatasan di tahap persiapan. Untuk bisa bertanding di kelas dragon boat, para pedayung Kota Cirebon hanya berlatih menggunakan perahu karet milik Pengkalan Angkat Laut (Lanal) Cirebon.
”Kita tidak punya dragon boat, bahkan saat latihan pun menggunakan dayung dari bahan kayu. Padahal untuk standard pertandingan, dayung itu dari fiber dan carbon. Beruntung, pada pertandingan hari ini (kemarin) kita mendapat pinjaman dayung dari Kota Bandung,” tutur pelatih dayung Kota Cirebon Drs Saptono.
Saptono menyebut, prestasi di Kuningan Open 2015 merupakan hasil kerja keras para atlet. ”Saya senang para atlet punya kemauan keras. Hanya dengan dua kali tray out di Waduk Darma sebelum kompetisi dimulai, kemampuan mereka meningkat pesat,” terangnya.
Melihat kemajuan pesat dari anak asuhnya, Saptono menyebut, tim dragon boat PODSI Kota Cirebon sudah layak bersaing di level provinsi. Eks pedayung Jawa Barat era 1980-an itu mengatakan, hanya karena kurangnya pengalaman saja yang menjadikan anak-anak Kota Udang kalah dari daerah lainnya.
”Masih ada beberapa kesalahan strategi. Anak-anak masih terlalu bernafsu pada awal race. Belum apa-apa mereka sudah langsung sprint. Padahal, pada permulaan race seharusnya menggunakan teknik jangkauan panjang baru pada 200 meter terakhir melakukan sprint. Ya, itu karena kurang pengalaman,” katanya diamini pelatih lainnya Tarjo. (ttr/asp)