[tie_list type=”minus”]Jatim-Lampung Mengintip Peluang [/tie_list]
Tuan rumah Jawa Barat dan DKI Jakarta mulai bersaing ketat dalam perburuan medali pada hari kedua Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XIII 2015 di Bandung. Hingga kemarin (11/9) sore, kontingen DKI untuk sementara memimpin perolehan medali dengan lima emas, dua perak dan empat perunggu.
Jabar membuntuti di posisi kedua dengan tiga emas dan lima perunggu. Sementara Jawa Timur dan Lampung berada di posisi ketiga dan keempat dengan sama-sama meraih dua emas, seperti dilansir situs resmi panitia.
Jabar dan DKI memang diprediksi akan bersaing ketat pada ajang POPNAS kali ini. Kedua kontingen tersebut diprediksi akan bersaing ketat memperebutkan gelar juara umum dengan dibayang-bayangi kontingan Jawa Timur.
Saat ini, Jabar, DKI dan Jawa Timur memang masih menjadi barometer pembinaan atlet nasional. Baik untuk atlet muda mapun atlet senior.
Sementara itu, pemecehan rekor nasional mulai mewarnai POPNAS. Pelajar asal Riau, Denny Putra Yohan memecahkan rekor nasional lontar martil setelah melakukan lontaran terbaik pada hari kedua POPNAS 2015 di Lapangan Atletik Pajajaran Sport Center Kota Bandung.
Denny yang gagal melakukan lemparan pertama dan kedua, melakukan lemparan sempurna pada kesempatan ketiga dan keempat dengan martil seberat lima kilogram itu. Ia mencatatkan lemparan terbaik sejauh 59,83 meter pada kesempatan keempat setelah mencetak 58 meter pada kesempatan kedua. Lemparan tersebut melampaui rekor atas namanya sendiri yang dicetak di ajang Asian Youth Games 2015 di Qatar yakni sejauh 57 meter.
Asisten Deputi Pembibitan Olahragawan Kemenpora Washington menyambut baik pemecehan rekor nasional yang terjadi pada hari kedua POPNAS dan berharap pemcehan rekor akan terus tercipta. Sebab, pemecehan rekor tentu saja menunjukkan pembinaan para atlet remaja nasional terus menunjukkan kemajuan.
’’Atlet yang berlaga di POPNAS ini usianya di bawah 18 tahun. Mereka merepakan tulang punggung atlet nasional di masa mendatang,” tutur Washington.
Disinggung mengenai kemungkinan POPNAS kali bisa melahirkan atlet muda yang dapat berlaga di Asian Games 2018, Washington melihat peluang itu ada namun relatif kecil. ’’Pembinaan tidak bisa instan, ada tahapannya dan harus berkelanjutan. Setelah dari POPNAS, mereka akan naik berlaga di PON. Mungkin sekitar lima tahun ke depan baru mereka dapat menjadi atlet elit nasional,” jelasnya. (bbs/vil)