Kawasan Wisata Darajat Garut Rawan Longsor

GARUT – Tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan BPBD Kabupaten Garut, Senin (7/9) akhirnya melakukan kajian lapangan terkait kawasan Darajat dan Desa Pasirwangi. Secara umum, Kecamatan Pasirwangi merupakan wilayah yang rentan terjadi bencana, khususnya pada musim hujan, sehingga banyak tanah yang turun akibat derasnya air yang turun.

drajat
ISTIMEWA

BERBAHAYA: Kawasan wisata Darajat disebut rawan longkor karena
memiliki kontur tanah yang labil, sehingga sangat berbahaya jika hujan

Yukni, staff Bidang Pergerakan Tanah pada PVMBG, mengatakan hasil tinjauan lapangan, enam rumah di Desa/Kecamatan Pasirwangi terancam terkena longsor. Pergerakan tanah di kawasan tersebut, menurutnya akan terus terjadi karena lokasinya yang berada di pinggir sungai.

”Keenam rumah tersebut berada di tebing yang berpotensi terjadi longsor saat musim hujan. Sebelumnya longsor di kawasan tersebut pernah terjadi pada akhir tahun 2014,” ujarnya.

Selain itu, dari hasil pemantauan, tiga rumah yang paling parah kondisinya diminta untuk tak ditempati, apalagi saat hujan turun. Ketiga rumah tersebut, secara kasat mata bisa tergerus tanah yang terus bergerak saat hujan kembali turun. ”Kecamatan Pasirwangi dalam peta kawasan masuk ke daerah menengah bencana. Artinya termasuk daerah yang rentan terjadi bencan longsor. Terutama saat musim hujan berlangsung,” sebutnya.

Di Desa Pasirwangi, pergerakan tanahnya masih mungkin berpotensi terus terjadi dan ada kemungkinan bisa turun lagi karena tebingnya yang curam. Satu sekolah, yakni SMPN 1 Pasirwangi yang bisa menjadi lokasi longsor, karena sekolah tersebut juga berada di sisi tebing. ”Longsornya tinggal menunggu waktu saja. Makanya kami akan merekomendasikan agar lokasi pemukiman untuk direlokasi, minimal saat hujan rumah-rumah warga tak ditempati,” katanya.

Selain di Kampung Pasirwangi, potensi longsor yang cukup tinggi juga berada di kawasan wisata Darajat. Di beberapa titik di Darajat sudah terdapat retakan, sehingga pihaknya merekomendasikan agar di titik retakan tak kembali dibangun tempat wisata.

”Untuk penginapan yang berada di sisi bukit yang curam, harus diantisipasi dengan terasering. Longsor itu bencana yang bisa diatasi, kalau ada di bukit yang curam bisa diterasering, tapi kalau tidak mau terpaksa harus pindah. Longsor bisa ditangani dari kontruksinya meski tanahnya labil,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan