Meski Sedang Lesu Tetap Jaga Tren Akik

[tie_list type=”minus”]Batu Mulia Kekuatan Baru Penggerak Ekonomi[/tie_list]

Booming batu mulia menjadi kekuatan baru untuk menggerakkan perekonomian. Para pelakunya adalah usaha kecil dan menengah (UKM) yang sudah teruji tahan krisis.

Tren Batu Akik
ISTIMEWA

MASIH STABIL: Kendati mengalami penurunan namun tren
penjualan batu akik hingga kini masih bergeliat.

COBA saja mendatangi pameran batu mulia di pusat perbelanjaan. Lalu, tanyakan dari mana mereka berasal dan berapa lama berjualan. Mereka dengan antusias menjawab berasal dari sejumlah sentra penambangan batu mulia. Entah dari Garut (Jawa Barat), Pacitan (Jawa Timur), Purbalingga (Jawa Tengah), Enrekkang, Donggala (keduanya Sulawesi Selatan), Halmahera (Maluku Utara), dan Jayapura (Papua).

Mereka adalah pemain lama yang telah menerjuni bisnis akik. Sebagian besar muncul seiring booming batu mulia dalam satu tahun belakangan. Untuk skala besar, ada pedagang jasper pancawarna asal Garut yang mampu mendapat omzet Rp 50-100 juta per hari. Sedangkan yang kelas bawah, pendapatannya berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta.

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menyatakan, booming akik seperti gelembung di tengah masyarakat. Dia berharap Kementerian Perindustrian dan Kementerian Koperasi UKM dapat menjaga momentum demam batu mulia itu agar gelembungnya tidak pecah. Yang terpenting lagi, aktivitas tersebut dapat menjadi mata pencaharian. ”Apalagi di situasi sulit seperti ini,” ujar Puan saat membuka pameran Batu Nusantara Show and Contest di Tangsel, baru-baru ini.

Menkop UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga menyatakan siap mendukung para perajin batu akik itu. Namun, dia tidak sendirian karena butuh berkerja sama dengan Menteri Perindustrian Saleh Husin. Salah satunya, menyediakan mesin-mesin penggosok batu. ’’Tren batu ini cukup positif di tengah melemahnya ekonomi Indonesia. Jadi, ada sesuatu yang memiliki nilai jual lebih,’’ tuturnya.

Dalam bisnis batu, lanjut Puspayoga, lingkarannya sangat luas. Penambang, pemotong, penggosok, maupun pembuat ikat akik bisa merasakan manfaatnya. Namun, kalau masih ada yang kurang, pihaknya siap menjaga tren akik dengan memperbanyak pameran. Dia optimistis, melalui pameran, animo masyarakat terhadap batu mulia bakal meningkat. ”Supaya semakin banyak dan bukannya makin hilang. Jadi, (pameran) harus diperbanyak,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan