Harga Ayam Ikut Latah

”Namun saat ini, para pedagang paling banyak bisa menjual 15 hingga 20 ekor saja. Jadi penurunan omzet yang dialami para pedagang mencapai sekitar 60 persen,” beber salah satu pedagang ayam di Pasar Ujungberung Retno Supriotno.

Dengan harga yang mahal, maka para pedagang juga malas untuk berjualan. Karena masyarakat yang membeli daging ayam juga sedikit dibandingkan dengan hari-hari biasanya.

”Kalau jualan juga, para pedagang akan merugi. Jadi banyak pedagang yang malas berjualan melihat kondisi seperti ini,” tambahnya.

Aksi mogok yang dilakukan olegh para pedagang tersebut ternyata membawa imbas kepada masyarakat. Salah satunya Nani Sumarni, 37, salah satu pedagang Bakso di Pasar Panorama Lembang. Pasalnya daging sapi merupakan bahan baku utama dalam pembuatan bakso.

”Dalam sehari, biasanya saya butuh 5 kilogram daging sapi untuk diolah menjadi bakso. Kalau aksi demo benar-benar dilakukan lalu saya harus cari kemana bahan bakunya,” keluhnya.

Dia menambahkan, dirinya tidak tahu harus mencari kemana jika daging sapi hilang di pasaran. Apalagi, kata dia, para pedagang daging sapi akan mogok berjualan selama 5 hari sampai Rabu (12/08) mendatang. Untuk mengatasinya, Nani dan suaminya sudah menyediakan stok daging sapi dalam jumlah yang banyak.

”Kalau nggak nyetok berarti jualan bakso harus libur. Otomatis, penghasilan juga tidak ada. Saya juga merasa kasian pada pedagang daging sapi. Di satu sisi mereka butuh penghasilan tapi di sisi lain harga yang dijualnya terlampau mahal jadi nggak ada pembelinya,” tuturnya.

Nani berharap, aksi mogok jualan ini tidak berlangsung lama karena selama ini dirinya hanya mengandalkan jualan bakso yang bahan bakunya berasal dari daging sapi.

”Pemerintah harus secepatnya cari solusi jangan biarkan harga daging sapi tetap mahal, kami rakyat kecil yang sangat merasakan dampaknya. Tolong, kalau bisa daging dikembalikan lagi ke harga normal di Rp 90 ribu per kilogram,” tandasnya. (kha/mg5/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan