Dorong Entrepreneur Jajal Pertanian

BANDUNG – Program entrepreneur koperasi di wilayah pedesaan, dilakukan untuk mendorong anak muda agar memiliki jiwa usaha. Hal ini diusung oleh Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Wilayah Jawa Barat.

FAJRI ACHMAD NF. / BANDUNG EKSPRES RAWAT TUMBUHAN: Petani menyirami tanaman Salada dikebunnya di Kampung Nyalindung, Desa Pasir Langu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (7/6).
FAJRI ACHMAD NF. / BANDUNG EKSPRES

RAWAT TUMBUHAN: Petani menyirami tanaman Salada dikebunnya di Kampung Nyalindung, Desa Pasir Langu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (7/6).

Program tersebut diharapkan bisa mendorong anak muda untuk lebih mau bergeluti dunia usaha, salah satunya di sektor pertanian. Ketua Dekopinwil Jawa Barat (Jabar) Mustofa Djamaludin mengatakan, kontribusi koperasi terhadap PDRB Jabar masih rendah.

Untuk itu, pihaknya memiliki tujuh program unggulan yang akan mendorong kontribusi koperasi hingga 4 persen hingga 2020 mendatang. ’’Salah satu yang akan kami kembangkan adalah entrepreneur koperasi di pedesaan. Ada 8 titik yang akan menjadi pilot project dan akan dimulai di tahun 2016,’’ ujarnya kepada Bandung Ekspres di Komplek Metro Soekarno Hatta Estate, Bandung kemarin (7/8).

Dia menjelaskan, Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pertanian hampir hilang karena anak muda dengan usia 18-35 tahun enggan bekerja di sektor tersebut. Hal ini terjadi karena pertanian tidak dapat memberikan harapan berkarier.

Selama ini, jelasnya, sektor pertanian tidak menghasilkan nilai tambah. Hasil pertanian dijual secara utuh tanpa ada proses pengembangan menjadi sebuah produk. Kondisi tersebut membuat anak muda di desa sulit mendapatkan penghasilan cukup. ’’Ekonomi di desa semakin sulit berkembang karena uang hasil penjualan malah kembali ke kota. Karena tidak tersedia di desa, petani terpaksa membeli pupuk dan benih,’’ terang Mustofa.

Melihat kondisi tersebut, pihaknya akan menggandeng industri yang selama ini menyerap hasil pertanian di antaranya Indofood dan Garudafood. Industri berskala besar tersebut mendapat pasokan kentang dari para petani.

Menurutnya, Dekopinwil Jabar ke depan akan terus berupaya untuk membantu para petani kentang, agar kentang yang dipasok kepada industri dapat menghasilkan nilai tambah. ’’Kentang sebaiknya diolah terlebih dulu di desa. Sebagai contoh, kulit kentang hasil pengupasan dapat dimanfaatkan petani untuk makanan ternak atau kompos,’’ tambah dia.

Tinggalkan Balasan