Ponpes Modern Al-Ihsan Gelar Khutbatul Arsy

”Kita akan memberikan pengetahuan tentang, niat santri datang ke sini itu tujuannya untuk apa. Bagaimana cara di sini, pelajaran apa yang diberikan ke pondok moderen ini kepada para santri,” tuturnya.

Kemudian kita juga akan adakan untuk panca jiwa. Yaitu, membekali para santri untuk bisa bersatu dengan rekan-rekannya karena santri-santri baru ini dari seluruh Indonesia. Panca Jiwa yang pertama adalah ke ikhlasan antara murid dan guru harus benar-benar ikhlas untuk mendapatkan ilmu maupun menyampaikan ilmu.

Panca Jiwa yang kedua berdikari, bagaimana cara hidup yang mandiri. Dilaksanakan setiap hari mereka mencuci sendiri, mau makan ngantre di dapur sendiri, kemudian juga untuk melayani kehidupan pribadi sehari-hari itu tanpa dibantu orang tua dan sebagainya.

Ketiga Panca Jiwa kesederhanaan, yaitu didik mereka untuk hidup sederhana. ”Kita tahu kebanyakan dari mereka dari golongan ekonomi menengah ke atas. Tapi mereka makan di sini sangat sederhana sekali. Dan dididik untuk beradaptasi dengan kondisi itu,” tuturnya.

”Kesederhanan bukan berarti miskin. Tapi sederhana berani hidup bagaimana pun kondisinya,” tambahnya.

Selain itu dari sisi bahasa, di Ponpes ini diutamakan adalah bahasa Arab dan Inggris. Mereka dari mulai bangun tidur, salat, setelah ngaji Alquran diajarkan kosa kata baru setiap pagi.

”Nah tugas para santri ini menggunakannya dalam keseharian,” ucapnya.

Secara teknis, kurikulum yang digunakan tersebut merupakan gabungan antara dinas pendidikan, Kementerian Agama dan pelajaran pesantren itu yang diambil dari Gontor. Sebab, yang membina di sana kebanyakan awal-awalnya alumni dari Gontor. ”Ketua yayasan, pimpinan, wakil pimpinan, direktur KMI, itu alumni Gontor semuanya,” ucapnya lagi. (yul/rie)

Tinggalkan Balasan