Jokowi: Prioritaskan Teknologi yang Ramah Lingkungan

Setelah semua masalah sudah selesai, Presiden berharap dalam sebulan ini soal pembebasan lahan betul-betul sudah rampung. Sehingga, pembangunannya bisa segera dimulai, karena ini menyangkut suplai pasokan listrik di Jawa yang juga sangat dibutuhkan dan sudah terlambat hampir empat tahun.

Sebelumnya, Dirut Pertamina Dwi Soetjipto melaporkan, PLTP Kamojang Unit 5 merupakan proyek penyediaan uap dan pembangunan PLTP sebesar 1×35 MW yang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Proyek ini menambah kapasitas pembangkit Area Kamojang menjadi 235 MW sehingga dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk kurang lebih 470 ribu KK melalui transmisi pembangkit listrik Jawa Madura Bali.

Mengembangkan panas bumi, kata Dirut Pertamina, tidak mudah dan terbukti walaupun Indonesia memiliki potensi terbesar di dunia dengan 28 ribu MW, baru sekitar 5 persen yang termanfaatkan.

Dwi menyebut, saat ini Pertamina sedang melaksanakan pengembangan proyek panas bumi. Meliputi PLTP Kamojang 5 (1×35 MW) dan Karaha (1×30 MW) di Jawa Barat, Ulubelu 3 dan 4 (2×55 MW) di Lampung, Lumut Balai 1 dan 2 (2×55 MW) di Sumatera Selatan, Lahendong 5 dan 6 (2×20 MW) dan pembangkit skala kecil 2×5 MW di Sulawesi Utara, Sibayak 1×5 MW di Sumatera Utara, Hululais 1 dan 2 (2×55 MW) di Bengkulu, Sungai Penuh 1 (1×55 MW) di Jambi.

’’Keseluruhan proyek tersebut memiliki total kapasitas pembangkitan 505 MW dan total investasi sekitar 2,5 miliar dollar AS, yang akan mulai beroperasi komersial secara bertahap mulai 2015 sampai 2019,” kata Dwi seraya berharap, dengan tuntasnya proyek tersebut, dalam lima tahun ke depan, Pertamina akan memiliki kapasitas sebesar 907 MW.

Selain untuk menopang kehidupan rakyat sehari-hari, listrik menjadi salah satu pendorong peningkatan kegiatan ekonomi nasional. Ketersediaan listrik menjadi salah satu indikator bahwa bangsa Indonesia telah berdaulat dalam bidang energi. Untuk itulah upaya penyediaan energi listrik secara berkesinambungan harus terus dilakukan sesuai dengan tingkat pertumbuhan permintaannya.

’’Dalam kurun waktu lima tahun (2015-2019), kita akan membangun Pembangkit 35.000 MW dan saya putuskan hingga akhir tahun 2015 harus diselesaikan sekitar 3.793 MW,” ujar Presiden.

Di sisi lain, penggunaan energi fosil masih sangat besar yaitu sebesar 95 persen dari bauran energi nasional, di mana 47 persen di antaranya merupakan minyak bumi, 24 persen berasal dari gas bumi, dan 24 persen dari batubara. Sedangkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) baru mencapai sekitar 5 persen.

Tinggalkan Balasan