Simpan Kejutan di Balik Pegunungan

Legenda ini kemudian terus berkembang. Hingga kemudian kawasan ini dinamakan sebagai Kamojang. Mojang cantik ini sendiri jelas Koko, masih kerap menampakkan diri di kawasan ini. ’’Mun kawenehan (kebetulan),pengunjung pasti akan menemukan mojang itu sedang moyan (berjemur) di atas batu,’’ katanya kepada Soreang Ekspres (Grup Bandung Ekspres) di sela aktivitasnya.

Di kawasan Kamojang sendiri terdapat 23 kawah. Di antaranya Kawah Hujan, Kawah Kereta Api, Kawah Nirwana, Kawah Manuk, Kawah Cibuliran serta Kawah Kamojang. Dari kawah yang ada, kawah yang paling banyak dikunjungi Kawah Hujan dan Kawah Kereta Api atau geyser.

Kawah Kereta Api merupakan tempat yang paling diminati pengunjung, karena bunyi kawahnya mirip suara lokomotif kereta api. Selain itu, uap gas yang keluar memiliki tekanan yang sangat luar biasa mencapai 2.5 bar. Suaranya yang bergemuruh keluar melalui celah-celah bebatuan dari perut bumi.

Di areal ini juga pengunjung akan melihat pembangkit listrik tenaga uap. Pipa-pipa sebagai penyalur panas dari perut bumi disalurkan untuk membangkitan generator yang menghasilkan energi listrik. Selain itu, uap yang mencuat dari permukaan tanah memiliki tekanan yang yang mampu melontarkan benda-benda tertentu seperti gelas air mineral.

Sementara di Kawah Hujan, pengunjung bisa mandi sauna sepuasnya. Suhu air yang mengalir di Kawah Hujan ini mencapai 115 derajat celcius. Sangat panas hingga menimbulkan uap. Air ini kemudian menyembur ke udara sekitar. Itulah sebabnya kawah ini dinamai Kawah Hujan. Menariknya, ketika menyembur ke udara seperti hujan gerimis, air tersebut sama sekali tidak panas. ’’Air yang menciprat ke udara ini tetap terasa dingin seperti laiknya air dari pegunungan,’’ tandas Koko.

Untuk bisa mandi uap di Kawah Hujan tersebut, cukup membayar Rp 7.000 di pintu gerbang. Pengunjung pun bisa leluasa menikmati panorama alam. Dibandingkan mandi sauna di hotel berbintang, jelas fasilitas yang ada di Kawah Hujan kalah jauh. Di Kawah Hujan ini, pengunjung yang mandi sauna dilakukan di tempat terbuka. Tidak ada sekat pemisah.

Mandi sauna di Kawah Hujan pun dilakukan sembari berdiri di atas bebatuan dengan fasilitas memang masih seadanya. ’’Dulu malah tidak ada orang yang bisa masuk ke Kawah Hujan, karena kondisinya mirip kubangan lumpur,’’ papar Koko.

Tinggalkan Balasan