Namun menurut Yukie, apapun labelnya, major atau indie, tujuan utama setiap band adalah ingin karyanya sampai ke pendengar. Yang penting sehat secara manajemen dan finansial. ’’Ujung-ujungnya sih untuk eksis, supaya lagunya jadi hits,’’ kata bapak empat anak ini.
Tetapi, lanjutnya, ada ciri khas lain. Sebab, dalam dunia band indie, latar belakang musisinya juga dinilai. Misalnya, band A selalu menyerukan keadilan bagi wong cilik melalui lagu-lagunya. Tapi gaya hidupnya bermewah-mewahan atau glamor. ’’Yang kayak gitu dinilai juga,’’ kata dia.
Hal serupa dialami Ade Purnama, 39, bassist Pure Saturday (PS). Band yang terkenal dengan identitas non-genre ini sempat masuk major label pada tahun 1999. Tapi hanya satu tahun. Alasannya? ’’Apa ya, waktu itu nggak sinkron aja. Jadi mending balik lagi ke indie label,’’ ujarnya belum lama ini.
Menurut Ade, indie label bukan sekedar lingkupnya yang besar atau kecil. Tapi apakah label tersebut fokus pada industri musik mainstream atau tidak. Salah satu contohnya, label Nagaswara. Meski awal berdirinya termasuk label kecil, namun lingkup industrinya masuk musik mainstream. Yakni, musik yang mengikuti tren pasar. Contoh lain, kata Ade, The Majors yang meski labelnya indie, lingkupnya besar dan tidak mainstream.
’’Perbedaannya, indie itu nggak ngikutin selera pasar. Mereka cenderung lihat talent. Kalau pasarnya nggak ada, ya kita cari sendiri, bikin tren baru,’’ tandasnya.
Menurut Ade, berbicara soal band indie sendiri berarti berbicara eranya. Sebab, sebelum PAS Band, Puppen atau Pure Saturday eksis, Giant Step sudah lebih dulu mengusung konsep indie. Band ini lahir di tahun 1970-an dan berasal dari Kota Bandung. ’’Cuma waktu itu nggak ada media yang mem-blow up. Kalau PS sempat diangkat sama majalah musik. Jadi muncul lah cap bahwa PS itu salah satu pelopor band indie di Kota Bandung,’’ jelas dia.
Namun, jika berbicara pelopor, band-band underground di Ujungberung sebetulnya lebih dulu eksis. Pergerakannya lebih masif daripada band-band indie pop. Di kalangan band metal dan underground Ujungberung, Riotic Records dikenal paling eksis sebagai indie label. ’’Mereka harus di-appreciate lho,’’ tandasnya.