[tie_list type=”minus”]Pola Hidup Jadi Lebih Teratur[/tie_list]
BULAN suci Ramadan selayaknya disambut dengan penuh kecerian. Semua muslim dianjurkan mempersiapkan segala sesuatunya, khususnya jasmani dan rohani. Seperti yang diungkapkan dosen Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung Prof. Dr. Ma. Afif Muhammad, bahwa yang berpuasa itu bukan hanya jasmani, tetapi rohaninya juga harus ikut berpuasa.
Arti puasa sebenarnya bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi bisa menahan spritualitas dan jiwa agar bisa mendapatkan makna dari puasa. ”Kita harus bisa menahan nafsu kita, hati dan pikiran kita diatur,” ujar dia di Jalan A.H. Nasution kemarin (14/6).
Menurutnya, jadikan bulan puasa ini menjadi ajang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan untuk memperbaiki diri dari sebelumnya. ”Puasa ini merupakan ibadah dan bulan ini merupakan bulan yang istimewa. Jadi kita harus menyambutnya dengan istimewa juga,” ucap Afif.
Bulan Ramadan pun bulan untuk menyucikan diri dan hati dari kesalahan-kesalahan yang dahulu. ”Maka pergunakanlah momen puasa ini untuk memperbaiki diri dengan cara mengendalikan diri dari segala hal. Untuk menyucikan diri dan hati kita harus bisa mengendalikan diri,” terangnya.
Menurut dia, di bulan puasa ini diharuskan pula membersihkan pikiran dengan hal-hal yang positif. ”Godaan pasti ada khususnya kepada anak muda, maka dari itu marilah kita berpikir lebih positif lagi,” ucapnya.
Banyak sekali manfaat dari puasa selain untuk menyucikan diri puasa bisa juga untuk menyehatkan badan kita. Seperti yang sudah dirasakan Dosen UIN Bandung ini, kata dia, merasa sehat karena pikirannya diatur. ”Pada dasarnya ketika kita bisa mengatur pikiran kita, kita akan terhindar dari suudzon, sehingga bisa membuat diri kita menjadi tenang,” ungkapnya. (mgu-rez/fik)