Keracunan Masal

[tie_list type=”minus”]Korban Kejang-kejang sampai Menggigil [/tie_list]

BALEENDAH – Keracunan masal diderita puluhan warga RT 03, 04, 05, RW 05 Kampung Cibadak, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Peristiwa itu diduga setelah mereka mengonsumsi nasi tumpeng acara syukuran rumah pada pukul 17.00 Jumat (22/5).

Puluhan warga tersebut mulai merasakan sakit pada Sabtu (23/5 ) sekitar pukul 06.00 WIB. Pada pukul 22.00 WIB kontraksi racun tersebut semakin menjadi, sehingga mereka diberangkatkan ke dokter dan rumah sakit terdekat. Dr Dadang, dokter yang terdekat dari rumah warga mengatakan, para korban dari siang satu per satu mendatangi tempat prakteknya. Keracunan tersebut diduga dari makanan yang berbarengan di makan warga.

’’Indikasi keracunan ini dari makanan, karena mereka merasakan gejala yang sama. Racun makanan reaksinya enam sampe 12 jam. Tergantung kondisi badan korban yang memakannya,’’ kata dia saat diwawancara di sela-sela mengobati para korban kemarin (24/5).

Salah seorang warga, Hasanah, 62, mengungkapkan, pagi-pagi anak dan cucunya merasakan sakit yang sama. Mual, muntah, buang air besar terus menerus, panas dan darah serasa membeku. Apalagi, yang dialami cucunya Sodik, 4, dia mengalami kejang-kejang disertai menggigil. ’’Di rumah saya, yang memakan nasi tumpeng itu empat orang. Dan, yang terkenanya pun ada empat orang. Saya kira hanya anak dan cucu saya. Ternyata tetangga saya pun mengalami rasa sakit yang sama,” ujarnya.

Hasanah menjelaskan, mereka diberi nasi tumpeng pada Jumat (22/5) pukul 17.00 WIB, dari salah seoarang warga yang baru pindah rumahnya. Nasi tumpeng tersebut syukuran pindahan rumah mereka. ’’Ada korban dari tiga RT yang merasakan sakit yang sama. Yang syukurannya pun menjadi korban,’’ jelas dia.

Kapolsek Baleendah Kompol Suhari yang didampingi Kanit Reskrim Ipda Indra mengatakan, baru bisa menduga penyebab keracunan masal tersebut dari makanan yang mereka makan dalam waktu bersamaan.

’’Kami menunggu hasil laboratorim untuk memeriksa makanan tersebut. Tapi, kami juga menunggu laporan dan keterangan dari para saksi. Kita belum bisa melakukan penyidikan. Terkendala oleh saksi-saksi yang ada di lapangan, karena mereka pun menjadi korban keracunan masal ini,’’ kata Suhari.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan