PENGURUS Provinsi (Pengprov) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jawa Barat (Jabar) mengaku, optimstis bisa mencapai target lima medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 mendatang. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Pengprov FPTI Jabar, Wahid Wahyudi.
Wahid menuturkan, target tersebut cukup beralasan. Pasalnya, kondisi para pemanjat junior Jabar yang disiapkan tampil sudah mulai menunjukkan kemampuan terbaiknya.
”Jika melihat hasil dari try out dan try in secara kuantitatif belum begitu baik. Namun, secara kualitatif anak-anak sangat membanggakan. Artinya, dari peraihan medali emas saya kira kurang maksimal, namun bagusnya atlet-atlet junior yang sekarang kita persiapkan menuju PON 2016 performanya cukup menjanjikan. Mereka sudah bisa berbicara banyak dan bisa bersaing dengan seniornya,” ujar dia.
Meski demikian, menurut Wahid, para atlet Jabar ini masih belum terfokus kepada materi. Mereka hanya latihan seperti layaknya mempersiapkan untuk tampil di ajang sekelas Porda. Padahal raihan emas di porda belum bisa menjadi patokan untuk meraih prestasi di PON. Itu lantaran para peserta kejuaraan olahraga empat tahunan tersebut dipastikan sudah memiliki kualitas tanding level nasional.
”Mereka kekurangan jam terbang, baik itu event tingkat daerah maupun nasional, apalagi internasional. Kelemahannya, mereka masih belum terfokus kepada materi. Sekarang kita sedang fokus pada kekuatan tim dan spesialisasi,” ucapnya.
Dengan begitu diharapkan target pada PON XIX 2016 nanti bukanlah omong kosong belaka, tapi di atas kertas bisa dicapai. Kondisi ini justru akan menjadi ancaman bagi tuan rumah, jadi mau tidak mau anak-anak Jabar ini sudah tidak boleh lagi berleha-leha.
Dari beberapa kali event kejuaraan yang diikuti atlet Jabar seperti kejurnas, Kejuaraan Piala Wali Kota, Kejuaraan Junior, dan Kejurnas Mahasiswa, Pengda FPTI Jabar mengirimkan semua atlet yang direkomendasikan untuk tampil di PON XIX.
”Maka dari itu, saya selalu menekankan kepada para atlet jangan silau dengan juara dunia jika tidak rajin latihan. Selain itu, pembentukan mental para atlet juga terus dilakukan. Karena lawan terberat sebenarnya adalah diri sendiri,” kata dia.
