UMKM Berhasil Tekan NPL

[tie_list type=”minus”]Bank Mandiri Hadapi Tantangan Dunia Usaha[/tie_list]

JAKARTA – Perbankan harus bekerja ekstra keras untuk menekan risiko kredit bermasalah atau nonperforming loans (NPL) yang menunjukkan tren menanjak. Salah satu bank yang mencatat kenaikan NPL adalah PT Bank Mandiri Tbk. NPL gross emiten dengan kode perdagangan BMRI tersebut naik dari 2,07 persen menjadi 2,27 persen pada triwulan pertama tahun ini.

Direktur Utama BMRI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, naiknya NPL perseroan bersumber dari penyaluran kredit di sektor usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM) serta kredit konsumer.

’’NPL di small business dan consumer banking naik lebih dari 200 bps (basis poin). Small business meningkat 300 bps dan consumer banking 160 bps,’’ ujarnya pada sela paparan kinerja triwulan pertama di Jakarta belum lama ini.

Selain kenaikan NPL gross, perseroan mencatat NPL netto tumbuh dari 0,67 persen menjadi 0,89 persen pada kuartal pertama tahun ini.

Budi mengakui, kondisi awal tahun ini cukup berat bagi seluruh sektor usaha karena diwarnai dengan perekonomian yang melambat. ’’Awal tahun ini cukup berat. Namun, perseroan akan terus berhati-hati dalam kondisi global yang belum kondusif saat ini. Tapi, kami yakin kinerja perseroan akan lebih baik,’’ kata dia.

Dia menjelaskan, komposisi kredit yang disalurkan perseroan lebih ditujukan ke sektor produktif dengan porsi 86,3 persen. Sisanya 13,7 persen dialokasikan pada sektor konsumer. Meski demikian, penyaluran kredit bank pelat merah itu tetap tumbuh di atas rata-rata industri. Yaitu, naik 13,3 persen dari Rp 470,4 triliun pada triwulan pertama tahun lalu menjadi Rp 532,8 triliun tahun ini.

BMRI juga memberikan perhatian tinggi terhadap pengembangan sektor UMKM. Pada triwulan pertama tahun ini, perseroan telah menyalurkan Rp 72,397 triliun ke sektor ini. Jumlah tersebut naik 12,1 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 64,589 triliun.

Laba bersih tercatat Rp 5,1 triliun atau tumbuh 4,3 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 4,9 triliun. Aset mencapai Rp 868,3 triliun atau tumbuh 19 persen kalau dibandingkan dengan total aset pada Maret tahun lalu.

Tinggalkan Balasan