Wali Kota Kembali Luncurkan Bawaku

BATUNUNGGAL – Tidak selamanya program pembangunan pemerintahan sebelumnya itu jelek. Selama memiliki nilai keberpihakan pada masyarakat, tidak harus malu untuk diteruskan. Begitu pula dengan program bantuan wali kota khusus (Bawaku). Bantuan pada masyarakat kurang mampu ini memiliki nilai kepedulian.

BAWAKU - bandung ekspres
SEBELUM PIDATO: Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat menjadi pembina upacara sekolah. Wali kota kembali meluncurkan program Bawaku demi masyarakat kurang mampu.

’’Kalau ada yang salah atau kurang pas, kita benahi sistemnya. Kita sempurnakan dan perketat cara penyalurannya,’’ kata Herman Budyono, anggota Badan Anggaran DPRD Kota Bandung, belum lama ini.

Menurut dia, diluncurkannya kembali program Bawaku, merupakan langkah positif yang diambil Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Secara kelembagaan, dewan akan selalu mendorong setiap kebijakan wali kota yang bertujuan menyejahterakan rakyatnya.

Dia mengatakan, semangat sinergitas eksekutif dan legistatif dalam membela rakyat jangan pernah diragukan. Tinggal pengelolaannya yang harus terus dikawal. ’’Itu pekerjaan yang melekat dalam tugas pokok dan fungsi dewan,” ucapnya.

Di dalam APBD tahun 2015 yang mencapai Rp 5,7 triliun, 56 persen anggaran dikucurkan untuk belanja publik. Proyeksi belanja itu sudah baik dan tidak jumping. Dari sudut pandang kebijakan publik, secara kasat mata jelas terlihat keberpihakan Pemkot Bandung.

Herman menyebut, kucuran Bawaku Mahasiswa dialokasikan Rp 4 miliar. Keseluruhan anggaran Bawaku Bandung memang masyarakat. Hal itu diperkuat dengan tidak mengutak-ngatik belanja wajib. ’’Program Bawaku tahun ini terlihat riil. mencapai Rp 38 miliar. Itu sebuah terobosan yang mencengangkan setelah sebelumnya vakum,” urainya.

Masyarakat kurang mampu yang belakangan tidak bisa mendapat bantuan Bawaku, tahun ini dipersilahkan mengajukan kembali permohonan bantuan tersebut. Kendati demikian, salah satu kebijakan yang sudah disepakati antara dewan dan eksekutif, setiap bantuan Bawaku tidak 100 persen memenuhi kebutuhan masyarakat.

Upaya itu bagian dari pembelajaran ajar tidak ada ketergantungan. Melalui Bawaku, kata Herman, diharapkan kebutuhan prioritas masyarakat dapat diringankan. ’’Tetapi dalam mengelola kelangsungan hidupnya dapat eksis pula,’’ pungkas dia. (mg10/tam)

Tinggalkan Balasan