Diklat Kepemimpinan Jabar Terapkan Pola Baru

On-Off Campus Basis Kompetensi Diharapkan Lahirkan Pemimpin Perubahan

 LENGKONG – Kepala Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat, H. Herri Hudaya resmi membuka Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV Angkatan II di Aula Bakditlatda Jawa Barat, Kemarin (3/3).

Diklat Kepemimpinan Jawa Barat - bandung ekspres
POLA BARU: Peserta mengikuti pelaksanaan Diklatpim IV di Balai Diklat Provinsi, Jalan Windu, Kota Bandung, Selasa (3/3). Diklatpim tersebut menggunakan pola baru yang mengarahkan peserta agar menjadi aparat yang profesional.

Pada pembukaan tersebut, Herri menggarisbawahi rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Barat. Padahal, menurut dia, Jabar memiliki sumber daya serta infrastruktur yang tergolong bagus jika dibandingkan daerah lain.

Untuk meningkatkan IPM, para pemimpin ataupun pejabat birokrasi memiliki peran yang sangat penting. Selain sebagai penggerak, saat ini pejabat birokrasi juga dituntut untuk dapat mewujudkan perubahan.

Untuk menghadapi masalah tersebut, Diklatpim kali ini menggunakan pola ’On-Off Campus’ yang berbasis berkompetensi ketimbang pola terdahulu. Pola tersebut sesuai peraturan kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 13 Tahun 2013.

Diklatpim yang akan dilakukan selama 97 hari, hanya 31 hari dilaksanakan di dalam kelas. Sisanya, akan dilakukan di luar kelas seperti di labolatorium kepemimpinan.

Menurut Herri, dengan dilaksanakannya Diklatpim dengan pola seperti itu, kompetensi peserta untuk menciptakan inovasi semakin tinggi.

Materi pembelajaran dalam Diklatpim juga memiliki lima tahapan, di mana setiap tahapan berkaitan untuk menumbuhkembangkan kompetensi pemimpin perubahan.

’’Dulu hanya diberi pemahaman, sekarang kita latih untuk terus berinovasi,’’ tutur Herri. Menurut dia, saat ini dalam melakukan pelayanan publik, pejabat struktural dituntut untuk mampu menciptakan inovasi.

Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa penilaian mencakup inovasi, manajemen projek perubahan, kedisiplinan, serta integritas. ’’Inovasi 40 persen, manajemen projek perubahan 60 persen. Namun kedisiplinan dan integritas peserta juga menjadi acuan penting dalam penilaian,’’ ujarnya.

Pria yang merupakan Pembina Utama Madya tersebut juga menjelaskan bahwa pola baru Diklatpim ini merupakan implementasi dari upaya pencapaian reformasi birokrasi.

Selain itu, dia menjelaskan Diklatpim memiliki tujuan untuk menciptakan aparatur yang berkelas dunia. ’’Peserta diarahkan untuk siap berkompetisi secara global, terutama menyambut MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN),’’ tambahnya. (mg7)

Tinggalkan Balasan