Kalah Kelas

Aji Akui Butuh Jam Terbang

 SIDOARJO – Hasil memalukan diperagakan timnas U-23, dalam laga uji coba kedua melawan Syiria, di Stadion GOR Delta Sidoarjo, kemarin sore (14/2). Evan Dimas dkk dibantai dengan skor telak 3-0.

Pelatih Timnas U-23 Aji Santoso mengakui lawan yang dihadapi kelasnya jauh di atas timnas. ”Kami akui kami memang kalah kelas, levelnya mereka satu kelas di atas kita,” ucap Aji kepada wartawan usai pertandingan.

Meski dibantai dan tampil memalukan, Aji menilai anak asuhnya mampu memainkan skema apa yang diinginkan. ”Dari segi fisik dan postur, saat duel kita nggak pernah menang. Namun, saya apresiasi kerja keras pemain, mereka nggak pernah minder,” pujinya.

Kekalahan ini bagi Aji bukan jadi soal. Dia berkilah bahwa tujuan dari menggelar uji coba bukanlah mencari kemenangan, namun untuk mempersiapkan komposisi tim jelang kualifikasi AFC Cup U-23/2016, bulan Maret nanti di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

”Target saya di sini cari komposisi yang pas, tim ini tim baru dan butuh jam terbang untuk mempersiapkan kualifikasi nanti,” tukasnya.

Sementara itu di kubu lawan, Pelatih Syiria Mohanned Alfakeer menilai pujian Aji Santoso terhadap timnya amatlah berlebihan. ”Level kami sama seperti anda, pujian itu amatlah tak perlu. Kemenangan yang kami dapat itupun berkat kesalahan-kesalahan yang tim anda perbuat sendiri, kami adalah tim biasa-biasa saja,” ucapnya merendah.

Alfakeer melihat kunci kemenangan telak atas Indonesia adalah dimatikannya trio gelandang Evan Dimas, Paolo Sitanggang dan Adam Alis.

”Anda punya pemain bagus di tengah, kami sengaja memisahkan tiga pemain itu dari pemain-pemain lainnya. Kami memainkan formasi 4-3-3 yang melebar. Di depan saya sengaja meminta tiga striker bermain melebar menahan fullback agar tak membantu gelandang anda,” ungkapnya.

Sedangkan di lini belakang, pada babak pertama, Alfakeer sengaja memainkan garis pertahanan yang begitu dalam. Kondisi ini memancing Hendra Bayauw dan Wawan Febriyanto naik dan kadang sejajar dengan striker Antoni Putra Nugroho.

”Meski memakai 4-2-3-1 kadang di lapangan anda terlihat seperti memakai 4-3-3,” bebernya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan