ARCAMANIK – Banjir yang merendam 5 RW di Kelurahan Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik, sejak hari Jumat belum surut hingga kemarin (8/2). Penanganan tanggul sungai Cironggeng yang jebol masih tertunda akibat minimnya peralatan serta curah hujan yang tinggi.
Minggu pagi, Kelurahan Cingised menginstruksikan 11 RW untuk melakukan kerja bakti guna membantu menyurutkan genangan air. ’’Tadi disuruh bikin gorong-gorong. Tapi sedikit (warga) yang kerja,” ujar Renny, 49, warga setempat.
Dampak jebolnya tanggul sungai Cironggeng mulai dirasakan oleh penghuni Rusunawa Cingised. ’’akses jalan keblokir genangan air,” ujar Anto, Koordinator Blok 2 Rusunawa Cingised.
Oleh karena itu, Dinas Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran (Diskar) menyediakan perahu karet untuk akses keluar masuk penghuni Rusunawa Cingised. Namun, hanya Saat jam pulang kerja. ’’Adanya mulai jam 16.00 sampai malam saja,” ujar Anto.
Genangan air juga menyulitkan pengguna sepeda motor. Pasalnya, mereka tidak bisa keluar-masuk Rusunawa Cingised. Sebagian warga menitipkan motornya di daerah yang tidak tergenang air. Selain terblokirnya akses jalan, warga Rusunawa Cingised juga mengeluhkan ketersediaan air bersih. ’’Ini kan menggunakan air artesis, serapan. Jadi ya airnya air lumpur,” ujar Anto.
Anto berharap adanya pihak yang menyediakan air bersih untuk warga Rusunawa Cingised. Dia mengatakan, terakhir tanggul jebol tahun 2010, pemerintah langsung menyediakan air bersih. Namun, sekarang belum ada yang menyediakan. Anto juga mengatakan bahwa penanganan tanggul yang jebol saat ini lebih lambat dari penanganan tahun 2010 silam. ’’Mungkin karena curah hujan yang tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, sebagian penduduk Rusunawa Cingised menjadikan air minum isi ulang sebagai alternatif penggunaan air bersih. Namun, beberapa warga mengeluh karena harga air minum isi ulang mendadak naik. ’’Kemarin Rp 5 ribu, sekarang tiba-tiba Rp 6 ribu,” ujar Dione, warga Rusunawa Cingised Blok 2.
Di sisi lain, pemerintah setempat memberi bantuan kepada warga korban banjir di Kelurahan Cingised berupa makanan pokok. Seperti, beras dan mi instan. Tapi menurut Anto, bantuan tersebut tidak tersalurkan ke penghuni Rusunawa Cingised. ’’Di sini (bantuan) tidak masuk. Mungkin hanya untuk yang rumahnya terendam banjir,” tandasnya.