Tekan Pengeluaran untuk Hidupkan Pembangkit
JAKARTA – Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk kebutuhan pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), pada tahun ini ditargetkan bisa kembali ditekan. PLN mematok pemakaian BBM hanya 5,7 juta kiloliter (kl), turun 21 persen ketimbang realisasi 2014 sebesar 7,2 juta kl.
’’Kami akan terus menurunkan pemakaian BBM,’’ kata Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki di Jakarta kemarin.
Penurunan BBM didapat dari pembangkit Medan sebesar 15 juta kl. Pembangkit ini sudah memakai gas. Pada 2015 ini, pembangkit di Medan diperkirakan hanya mengonsumsi BBM 1,5 juta kl atau turun dibandingkan sebelumnya 3 juta kl.
Selanjutnya, pemakaian BBM di Jawa–Bali juga akan berkurang sekitar 100 ribu kl seiring beroperasinya PLTG di Benoa dan PLTU Celukan Bawang. Kedua pembangkit tersebut beroperasi pertengahan tahun ini dan akan mengurangi pemakaian BBM di sistem Jawa-Bali dari 900 ribu kl menjadi 400 ribu-500 ribu kl.
Dengan penurunan konsumsi BBM itu, porsi BBM dalam bauran energi ditargetkan turun menjadi sekitar 8,85 dari realisasi 11,37 persen. Sedangkan, untuk gas pemakaian ditargetkan mengalami kenaikan menjadi 475 TBTU dari realisasi sebesar 450 TBTU pada 2014.
’’Peningkatan pemakaian gas terutama di Medan yang menggantikan BBM dan Bali dari rencana operasi terminal gas di Benoa dan PLTU Celukan Bawang,’’ jelasnya.
Sementara itu, PT Freeport Indonesia akan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di Gresik, Jawa Timur. Untuk memenuhi pasokan listriknya, Pembangkit Jawa Bali (PJB) menyatakan siap. Kebutuhan listrik untuk smelter itu diperkirakan 300-400 megawatt (MW) atau sama seperti perusahaan lainnya.
’’Kita siap memenuhi kebutuhan listrik bila memang benar smelter akan dibangun di Gresik, karena saat ini kita juga sedang membangun pembangkit listrik dengan berdaya 800 MW,’’ kata Penanggungjawab PJB Unit Gresik Sugiyanto dalam keterangannya, kemarin.
Sejauh ini, memang belum ada permintaan soal pasokan listrik tersebut. Hanya, PLN siap bila diminta. Jika nanti jadi memasok ke smelter itu, Sugiyanto menegaskan, tidak akan sampai mengganggu pemenuhan listrik di Kabupaten Gresik, yang kebutuhannya mencapai 2.140 MW atau sekitar 25 persen kebutuhan listrik Jawa Timur. (lum/far)