Kucurkan Kredit Mikro Rp 19 M

Danamon Catat Kinerja 2014 Cukup Baik

PERTUMBUHAN ekonomi nasional pada 2014 secara keseluruhan lebih lambat daripada pencapaian 2013. Kondisi itu terjadi karena adanya berbagai hal, termasuk penyesuaian harga sejumlah komoditi, yang berimbas pada naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate, yaitu menjadi 7,75 persen.

Bagi dunia perbankan, itu merupakan kondisi yang lumayan memberatkan. Pasalnya, penyesuaian BI Rate membuat lembaga-lembaga perbankan pun menyesuaikan suku bunganya, baik funding (pendanaan) maupun landing (kredit). ”Kondisi yang berkembang pada 2014 berdampak pada industri perbankan. Efeknya, pertumbuhan kredit melambat. Karenanya, itu merupakan tantangan bagi dunia perbankan, termasuk kami, untuk tetap mejaga profibilitas yang positif,” ujar Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk atau Bank Danamon, Henry Ho, belum lama ini.

Meski mengalami perlambatan, Henry menyatakan, secara keseluruh, pihaknya masih mencatat kinerja positif. Itu terlihat, jelasnya, pada tingkat penyaluran kredit, baik bagi sektor mikro, melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) sektor usaha kecil menengah (UKM), kredit komersial, maupun kredit korporasi. Secara total, sebut Henry, penyaluran kredit selama 2014 mencapai Rp 139 triliun.

Dalam hal kredit mikro, selama 2014, pihaknya menyalurkan kredit senilai Rp 19 triliun. Sedangkan kredit UKM, angkanya lebih besar, yaitu sejumlah Rp 20 triliun. Lalu, pada segmen kredit komersial, total penyaluran selama 2014 senilai Rp 15 triliun. Sedangkan kredit korporasi, angkanya mencapai Rp 17,5 triliun.

Selain itu, kinerja trade finance pun tetap tumbuh positif. Pertumbuhannya, sebesar 26 persen lebih tinggi daripada Januari-Desember 2013. Secara nominal, angkanya tumbuh menjadi Rp 24,8 triliun. Kemudian, pada segmen otomotif, pihaknya menyalurkan pembiayaan melalui Adira Finance. Total nilainya sebesar Rp 49,6 triliun. Angka itu, lebih tinggi 3 persen daripada pencapaian akhir 2013.

Di sisi lain, Henry mengatakan, melihat kinerja keuangan tahun lalu, pihaknya mencatat Loan to Deposit Ratio (LDR) yang membaik. Posisinya menjadi 92,6 persen. Lalu, laba bersih setelah pajak mencapai Rp 3,45 triliun. ”Pendapatan bunga bersih senilai Rp 13,7 triliun. Sedangkan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) konsolidasi berada pada angka 17,9 persen,” tukasnya. (*/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan