KESIAPAN BPJS Ketenagakerjaan beroperasi penuh pada 1 Juli 2015 tidak lepas dari peran sumber daya manusia (SDM)-nya. Sejak bertransformasi pada 1 Januari 2014, telah dilakukan langkah menyiapkan SDM yang kompeten dan implementasi budaya perusahaan yang kuat. Program itu tertuang dalam roadmap Human Capital Management Sistem (HCMS).
Kepala Divisi Sumber Daya Manusia BPJS Ketenagakerjaan Abdul Latif Algaff menjelaskan, salah satu program fundamental agar perusahaan bisa memberi pelayanan terbaik kepada peserta BPJS adalah ketersediaan SDM yang berkompeten dan berkualitas. Karena itu, pembenahan SDM dilakukan dari hulu sampai hilir. Karir sampai soal remunerasi. Program ini dijalankan secara terkonsep dan berkelanjutan.
Kemudian, kata Abdul Latif, HCMS juga membangun budaya korporasi nilai perusahaan, serta etos kerja. Menciptakan SDM yang IPTIK. Yakni, Iman, Profesional, Teladan, Integritas dan Kerja Sama. Serta TOPAS, atau Team Work, Open Mind, Passion, Action dan Sense of Ownership. Di samping itu juga disertakan agence of change yang diambil dari karyawan. Sedangkan change champion diambil dari unsur pimpinan.
Program ini telah berjalan setahun terakhir dan berhasil merekrut SDM terbaik anak bangsa. Termasuk mereka yang terbaik dari perusahaan lain. Ditambah penerapan rewards dan punishment sangat objektif.
’’Sebab, kami sangat yakin. Keberhasilan sebuah lembaga akan sangat bergantung pada implementasi budaya perusahaan yang kuat dan kompeten. Itu melahirkan tanggung jawab yang kuat pada karyawan,” ungkap pria yang juga Ketua Federasi Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini, kepada Bandung Ekspres. (hen)