BANDUNG – Dalam mempersiapkan atletnya menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016, Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia (Pengprov FPTI) Jawa Barat memiliki cara lain. Ketua Umum Pngprov FPTI Jawa Barat, Wahid Wahyudi menuturkan, sistem desentralisasi lebih tepat dilakukan untuk pelaksanaan pelatda cabang olahraga panjat tebing.
Meski demikian, pihaknya tak lepas untuk melakukan pengawasan terhadap latihan yang digelar atlet di daerahnya masing-masing. Dan pihaknya pun akan melakukan latihan bersama setiap tiga bulan sekali.
”Saat ini kita belum melakukan sentralisasi pelatda. Para atlet masih melakukan latihan di daerah masing-masing dan kita tetap melakukan monitoring secara intens. Dan setiap tiga bulan sekali kita gelar latihan bersama,” ujar Wahid kepada wartawan di Gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Kamis (22/1).
Pemusatan latihan tiga bulanan itu, kata Wahid, tidak hanya dilakukan disatu daerah. Namun, pihaknya akan menggelarnya bergiliran di kota/kabupaten tempat si atlet berlatih. Yakni di Kota Bandung, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bogor.
”Kenapa kami melakukan desentralisasi, karena atlet yang kita persiapkan masih muda, dan diantara mereka masih ada yang sekolah atau kuliah. Dengan desentralisasi, mereka tidak perlu mengurus izin dan bolos sekolah. Kita tunggu waktu yang tepat untuk melakukan pelatda Jabar menuju Jabar Kahiji di PON 2016,” tandasnya.
Komposisi atlet Panjat Tebing yang masuk dalam camp pelatda merupakan atlet peraih medali emas di Porda Jabar XII/2014, Kejurnas, serta hasil PON 2012 lalu. Dalam prosesnya, pihak Pengprov FPTI Jabar akan menerapkan sistem promosi dan degradasi.
”Kalau sudah pelatda, mereka masih harus bersaing. Kita ingin, atlet yang masuk tim benar-benar atlet terbaik,” pungkasnya. (jur/asp)