Wagub Anggap Tidak Perlu Lelang
COBLONG – Event Gotrasawala 2 yang diselenggarakan di Kota Cirebon beberapa waktu lalu tidak memiliki gaung. Sehingga antusiasme masyarakat Kota Cirebon banyak yang tidak mengetahui event akbar yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat tersebut.
Bahkan event seni dan budaya tersebut tidak melibatkan beberapa seniman dan budayawan kenamaan di Jawa Barat. Menurut seniman yang enggan disebutkan namanya, pelaksanaan Gotrasawala 2 itu didugaan tidak melalui prosedur dan mekanisme yang benar dengan melakukan lelang.
Menanggapi kondisi tersebut, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menampik tudingan miring tersebut. Dia mengatakan, Gotrasawala 2 di Cirebon sudah sesuai dengan prosedur yang benar.
Deddy mempersilahkan apabila ada pihak-pihak yang memiliki kewenangan untuk melakukan penyelidikan bila ada indikasi menyalahi prosedur. ”Silahkan saja, kalau mau diselidiki. Saya kira bagian pelelangan tidak akan segegagabah itu. pasti ada dasar dasar peraturan yang digunakan,” jelas Deddy ketika ditemui di Gedung Sate, kemarin (22/12).
Dirinya meyakini Disbudpar tidak mungkin melakukan kesalahan dalam prosedur. ”Apalagi pelaksanaan sudah sesuai dengan aturan dan berlangsung dengan sukses,” ujar Deddy.
Deddy menjelaskan, Gotrasawala 2 tentunya sudah sesuai dengan prosedur, karena tetap mengedepankan unsur kehati-hatian.
Deddy menilai, pelaksanaan Gotrasawala 2 di Cirebon berjalan cukup baik. Bahkan lebih baik dari pelaksanaan sebelumnya. Namun demikian, Dedy mengaku pada pelaksanaannya masih ada kekurangan, karena persiapan dilakukan terlalu mendesak.
”Ini lebih baik dari yang kemarin, persoalannya itu karena musim hujan, kalau tidak hujan pasti rame. Bahkan karena waktu yang diundur undur terus, sehingga tidak ada ketetapan waktu yang jelas, sehingga program sosialisasi publikasi jadi terhambat. Karena tanda tanya terus,” katanya.
Ketika ditanya apakah dirinya merasa kecewa dengan pelaksanaan Gotrasawala 2, Deddy berdalih tidak merasa kecewa. Menurut di, Gotrasawala berjalan dengan baik. Bahkan Gigital Art Festival di Dago yang menelan anggaran 400 juta beberapa hari juga tidak memakai sistem lelang. Sedangkan untuk Pasang Giri Mojang Jajaka yang dilaksanakan di Sabuga menelan anggaran 7,5 Miliar. (yan/fik)