Pergerakan Tanah Ancam Warga

BANDUNG – Intensitas hujan yang tinggi menjadi ancaman bagi setiap daerah di Jawa Barat (Jabar) terhadap terjadinya longsor, pergerakan tanah hingga banjir bandang. Warga perlu meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari korban jiwa.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Dani Ramdan menyatakan, warga perlu lebih ekstra meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana di musim hujan.

Terbaru, peristiwa longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang yang telah merenggut 16 orang, 4 orang mengalami luka berat serta 24 orang masih dalam proses pencarian oleh petugas.

“Total kita sudah menemukan korban meninggal dunia itu 16, kemudian 14 luka-luka, termasuk 4 orang luka berat. Lalu kita masih mencari 24 korban yang dilaporkan oleh keluarganya hilang dan perkiraan kita itu tertimbun di lokasi,” kata Dani di Secapa TNI AD, Bandung, Selasa (12/1).

Dani menjelaskan, petugas mengalami kendala cuaca buruk dalam melakukan proses pencarian. Jika turun hujan, maka proses pencarian dihentikan sementara karena dikhawatirkan terjadi longsor susulan. Selain cuaca, kendala lain yang dihadapi petugas ialah ruas jalan yang tak dapat diakses alat berat.

“Medan jalan akses kecil jadi kendaraan berat cukup sulit sementara yang datang banyak sekali jadi simpul kemacetan dan lain sebagainya, nah ini harus dilakukan penyekatan,” ucap Dani.

Kini, material longsor yang tebal sudah mulai menipis sehingga diharapkan korban yang hilang dapat segera ditemukan. Longsor itu diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi dan kondisi tanah di lokasi yang tidak stabil.

“Kemarin juga petugas fokus untuk melakukan evakuasi atau pemindahan material. Karena memang penimbunan tanahnya sangat tebal sehingga pencarian dilakukan terus menerus,” ujar Dani.

Sementara, Pakar Geologi sekaligus Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dicky Muslim mewanti-wanti bagi warga sekitar di Cimanggung terkait adanya potensi longsor susulan. Hal itu didasari atas jenis tanah dan retakan kemudian dibumbui dengan curah hujan yang cukup tinggi.

“Pergerakan tanah di sekitar mahkota longsor masih terlihat. Selain itu, ditambah dengan adanya kemungkinan terjadi infiltrasi di saluran air yang berada pada sisi utara perumahan,” kata Dicky.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan