Masa Depan Amerika Serikat di Tangan Joe Biden

Oleh Dr Ade Priangani MSi

Dosen Prodi Hubungan Internasional FISIP UNPAS

Wakil Ketua Bidang Pendidikan Paguyuban Pasundan Cabang Kota Bandung

 

PEMILIHAN Umum Amerika Serikat yang berlangsung pada November 2020, telah melahirkan Presiden Baru, Joe Biden menggantikan posisi Donald Trump, yang hanya dipercaya rakyat AS selama satu periode. Dan ini menjadi menarik, sebab beberapa dekade terakhir, jarang Presiden yang terpilih hanya dalam satu periode, kecuali George H. W. Bush dari tahun 1989-1993 yang juga dari Partai Republik dan Jimmy Carter dari tahun 1977-1981 dari Partai Demokrat.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat AS kurang puas terhadap kepemimpinan Donald Trump dalam jangka waktu empat tahun terakhir. Perubahan pilihan masyarakat AS pada Pemilu 2020, boleh jadi karena kebijakan-kebijakan kontroversial yang dilakukan Trump ataupun ketidakpuasan atas realisasi dari janji-janji politik yang disampaikan dalam pemilu sebelumnya, atau mungkin juga dikarenakan gaya kepemimpinan yang tidak pas untuk masyarakat AS.

Donald Trump yang secara fisik wajah yang maskulin, terlihat tua, dan lebar menurut hasil penelitian Cass Business School, memperlihatkan gaya kepemimpinan cenderung lebih agresif, dominan, kuat, dan negosiator yang baik. Di sisi lain, wajah maskulin seperti yang dimiliki Trump sering dilihat sebagai sosok yang mendominasi, dinilai kurang dapat dipercaya dan tidak disukai dalam hal-hal kooperatif.

Gaya kepemimpinan seperti yang dijalankan oleh Trump selama empat tahun terakhir akan digantikan oleh gaya kepemimpinan dari Joe Biden yang mencerminkan gaya kepemimpinan dari partai Demokrat: lebih liberal dan percaya pada perubahan, wewenang pemerintah federal yang lebih besar, keputusan bisnis dipandu oleh kebijakan pemerintah, keamanan mengedepankan kerja sama dan negosiasi antar negara, serta mendukung kontrol senjata.

Karakteristik partai pada akhirnya akan dipadupadankan dengan ideosinkretik seorang Joe Biden, yang sangat hati-hati, dengan demikian pendekatan yang akan dilakukan (Biden), baik itu ekonomi maupun politik, cenderung sangat berhati-hati. Joe Biden akan selalu mengedepankan jalur kelembagaan dalam setiap aktivitas pemerintahan, sehingga nyaman bergerak dalam institusi atau rule of the games. Secara umum dalam masalah ekonomi, Biden akan cenderung menghidupkan kembali negosiasi-negosiasi lewat WTO (World Trade Organitation) (Dinna Prapto Raharja, SindoNews.com, 11 November 2020)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan